Selasa, 05 Agustus 2014
Pemberkatan Gereja Basilik SP Maria
warna liturgi Hijau
Bacaan:
Yer. 30:1-2,12-15,18-22; Mzm. 102:16-18,19-21,29,22-23; Mat. 15:1-2,10-14. BcO Yl. 2:12-17
Matius 15:1-2,10-14
1
Kemudian datanglah beberapa orang Farisi dan ahli Taurat dari Yerusalem
kepada Yesus dan berkata: 2 "Mengapa murid-murid-Mu melanggar adat
istiadat nenek moyang kita? Mereka tidak membasuh tangan sebelum makan."
10 Lalu Yesus memanggil orang banyak dan berkata kepada mereka: 11
"Dengar dan camkanlah: bukan yang masuk ke dalam mulut yang menajiskan
orang, melainkan yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan orang."
12 Maka datanglah murid-murid-Nya dan bertanya kepada-Nya: "Engkau tahu
bahwa perkataan-Mu itu telah menjadi batu sandungan bagi orang-orang
Farisi?" 13 Jawab Yesus: "Setiap tanaman yang tidak ditanam oleh Bapa-Ku
yang di sorga akan dicabut dengan akar-akarnya. 14 Biarkanlah mereka
itu. Mereka orang buta yang menuntun orang buta. Jika orang buta
menuntun orang buta, pasti keduanya jatuh ke dalam lobang."
Renungan:
Kapan
kita bisa mendidik orang lain? Jawabannya: kapan pun. Apakah mungkin
mendidik mereka saat mereka menyalahkan kita? Mungkin.
Tindakan para
murid dikritik oleh para Farisi. Yesus pun kena imbasnya. Mungkin dalam
bahasa sekarang: gimana kamu itu punya murid tidak dididik soal adat
istiadat. Kritikan tersebut tidak membuat Yesus ciut. Ia mengambil moment tersebut
sebagai media pengajaranNya tentang kenajisan. Bagi Yesus yang najis
bukan yang masuk tapi yang keluar dari mulut seseorang (bc. Mat 15:11).
Kita
mungkin sering mendapatkan kritikan. Ada aneka macam sikap dalam
menghadapi kritik. Ada yang sekali dikritik langsung tenggelam. Ada yang
ndableg. Ada yang marah ketika dikritik. Ada juga yang mendatangi
pengkritik dan coba untuk mengklarifikasi dan bahkan memberikan
pengajaran. Yesus pribadi yang tidak takut dikritik. Ia mendatangi yang
mengkritik dan memberikan pengajaran pada mereka.
Marilah kita tidak
anti pada kritik. Mereka yang mengkritik kita pas mempunyai harapan agar
kita bisa lebih baik. Antipati pada kritik akan membuat kita stagnan,
bahkan mundur dan akhirnya tenggelam.
Kontemplasi:
Pejamkan sejenak matamu. Ingatlah satu dua kesalahanmu. Lalu ada orang yang menegurmu, mengkritikmu. Tindakan apa yang kauambil.
Refleksi:
Tulislah bagaimana caramu menghadapi aneka kritikan. Sejauh mana anda mampu menangkap bahwa kritikan adalah pendidikan bagimu?
Doa:
Ya Yesus, ajarilah aku terbuka menghadappi kritikan dan mempersiapkannya dan bebaskanlah aku dari mulut kotor. Amin.
Perutusan:
Aku akan menjaga mulutku supaya tidak jatuh dalam kenajisan.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment