Kamis, 07 Agustus 2014
Sistus, Kayetanus, Gaetano Thiene, Albertus dr Trapani, Agatangelus, Kasianus
warna liturgi Hijau
Bacaan:
Yer. 31:31-34; Mzm. 51:12-13,14-15,18-19; Mt. 16:13-23. BcO Yl. 3:9-21
Matius 16:13-23:
13
Setelah Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada
murid-murid-Nya: "Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?" 14 Jawab
mereka: "Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang
mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah
seorang dari para nabi." 15 Lalu Yesus bertanya kepada mereka: "Tetapi
apa katamu, siapakah Aku ini?" 16 Maka jawab Simon Petrus: "Engkau
adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!" 17 Kata Yesus kepadanya:
"Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang
menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga. 18 Dan Akupun
berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku
akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. 19
Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia
ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan
terlepas di sorga." 20 Lalu Yesus melarang murid-murid-Nya supaya jangan
memberitahukan kepada siapapun bahwa Ia Mesias. 21 Sejak waktu itu
Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke
Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua,
imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan
pada hari ketiga. 22 Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor
Dia, katanya: "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu
sekali-kali takkan menimpa Engkau." 23 Maka Yesus berpaling dan berkata
kepada Petrus: "Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku,
sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa
yang dipikirkan manusia."
Renungan:
Petrus mempunyai gambaran
mesianitas yang berbeda dengan Yesus. Baginya Mesias adalah pribadi yang
akan memimpin Israel dan menjadi raja dengan kejayaan. Sedangkan Yesus
akan mengalami diri sebagai Mesias yang menderita sengsara dan mengalami
penganiayaan. Dua gambaran yang sangat berbeda. Dan apa yang dikatakan
Yesus mengagetkan Petrus.
Mungkin kita pun sering mempunyai gambaran
terhadap sesuatu. Gambaran itu begitu indah dan menyenangkan. Namun
gambaran indah itu sering berbeda dengan fakta yang kita hadapi. Seperti
Petrus kita akan segera ingin mengingkari fakta yang jelas-jelas nyata
dihadapi dan mengubahnya selaras dengan gambaran indah yang kita bangun.
Namun bagaimanapun kita tidak akan bisa mengubah fakta tersebut. Kita
mesti berani menyingkirkan iblis ilusi kita dan menjalani apa yang nyata
ada dengan ketekunan dan keyakinan. Kala kita mampu melampaui fakta-fakta
hidup kita, kita akan menemukan kegembiraan kebangkitan mesias yang
bersengsara. Marilah kita jalani hidup ini dengan penuh ketekunan dan
keyakinan, walau mungkin tidak selaras dg gambaran dan bayangan kita.
Kontemplasi:
Pejamkan matamu sejenak. Temukan fakta-fakta sejarah hidupmu yang mengantarmu pada gambaran perjuangan dan kebahagiaan.
Refleksi:
Tuliskan dinamika gambaran dan fakta yang mengalir dalam sejarah hidupmu.
Doa:
Tuhan semoga aku mempunyai kekuatan menjalankan hidupku walau tak selaras dengan gambaranku Amin.
Perutusan:
Aku akan terus bergerak mengarungi sejarah hidupku.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment