Minggu, 17 Agustus 2014
HARI RAYA KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA
warna liturgi Putih
Bacaan:
Sir. 10:1-8; Mzm. 101:1a,2ac, 3a,6-7; 1Ptr. 2:13-17; Mat. 22:15-21 BcO Gal. 5:1-26
Matius 22:15-21:
15
Kemudian pergilah orang-orang Farisi; mereka berunding bagaimana mereka
dapat menjerat Yesus dengan suatu pertanyaan. 16 Mereka menyuruh
murid-murid mereka bersama-sama orang-orang Herodian bertanya
kepada-Nya: "Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur dan
dengan jujur mengajar jalan Allah dan Engkau tidak takut kepada siapapun
juga, sebab Engkau tidak mencari muka. 17 Katakanlah kepada kami
pendapat-Mu: Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau
tidak?" 18 Tetapi Yesus mengetahui kejahatan hati mereka itu lalu
berkata: "Mengapa kamu mencobai Aku, hai orang-orang munafik? 19
Tunjukkanlah kepada-Ku mata uang untuk pajak itu." Mereka membawa suatu
dinar kepada-Nya. 20 Maka Ia bertanya kepada mereka: "Gambar dan tulisan
siapakah ini?" 21 Jawab mereka: "Gambar dan tulisan Kaisar." Lalu kata
Yesus kepada mereka: "Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu
berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan
kepada Allah."
Renungan:
Hari ini 17 Agustus 2014 kita
merayakan kemerdekaan bangsa kita. 69 tahun bangsa ini berdiri di
kakinya sendiri. Kita pantas berterimakasih pada para pahlawan dan
bersyukur atas kemerdekaan dari penjajah yang telah diraih.
Perjuangan
para pejuang dan pendiri bangsa ini diteruskan oleh anak cucu. Tahun
demi tahun bangsa ini dibangun. Satu demi satu peristiwa mengikutinya
dan membentuk jatidirinya. Semua anak bangsa terpanggil untuk membangun
bangsa ini. Namun tidak jarang segelintir orang hanya mau mengambil
untung dan meruntuhkan martabat bangsa dengan kerakusannya terhadap
harta dan kuasa.
Pada peringatan kemerdekaan ini kita bisa berharap
bangsa ini bebas dari ketamakan. Siapapun (pemerintah, legislatif,
yudikatif, pengusaha, pelaku pendidikan sampai rakyat biasa) membebaskan
diri dari ketamakan. Kita sebagai anak bangsa mulai memikirkan dan
jalankan segala sesuatu yang bisa membuat negeri ini pantas dibanggakan.
Maka marilah, "Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan
kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah"
(Mat 22:21).
Kontemplasi:
Bayangkan bangsa Indonesia diisi oleh orang-orang yang mau menyumbangkan dirinya untuk membangun bangsa.
Refleksi:
Apa yang telah kauberikan untuk membangun negeri ini?
Doa:
Tuhan, aku berdoa untuk negeriku, semoga negeriku Kaupandu dengan orang-orang pilihan yang mempunyai hati dan dedikasi. Amin.
Perutusan:
Marilah kita menyumbangkan sesuatu untuk negeri ini dan menyingkirkan ketamakan diri.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
2 comments:
Terima kasih sari Warta nya & Salam Merdeka 17
Sama-sama, mas Putut
Post a Comment