Minggu, 03 Agustus 2014
Hari Minggu Biasa XVIII
warna liturgi Hijau
Bacaan:
BcE Yes. 55:1-3; Mzm. 145:8-9,15-16,17-18; Rm. 8:35,37-39; Mat. 14:13-21. BcO Ob. 1-21
Matius 14:13-21:
13
Setelah Yesus mendengar berita itu menyingkirlah Ia dari situ, dan
hendak mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang sunyi. Tetapi
orang banyak mendengarnya dan mengikuti Dia dengan mengambil jalan darat
dari kota-kota mereka. 14 Ketika Yesus mendarat, Ia melihat orang
banyak yang besar jumlahnya, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas
kasihan kepada mereka dan Ia menyembuhkan mereka yang sakit. 15
Menjelang malam, murid-murid-Nya datang kepada-Nya dan berkata: "Tempat
ini sunyi dan hari sudah mulai malam. Suruhlah orang banyak itu pergi
supaya mereka dapat membeli makanan di desa-desa." 16 Tetapi Yesus
berkata kepada mereka: "Tidak perlu mereka pergi, kamu harus memberi
mereka makan." 17 Jawab mereka: "Yang ada pada kami di sini hanya lima
roti dan dua ikan." 18 Yesus berkata: "Bawalah ke mari kepada-Ku." 19
Lalu disuruh-Nya orang banyak itu duduk di rumput. Dan setelah
diambil-Nya lima roti dan dua ikan itu, Yesus menengadah ke langit dan
mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada
murid-murid-Nya, lalu murid-murid-Nya membagi-bagikannya kepada orang
banyak. 20 Dan mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian orang
mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa, dua belas bakul penuh. 21
Yang ikut makan kira-kira lima ribu laki-laki, tidak termasuk perempuan
dan anak-anak.
Renungan:
"Tidak perlu mereka pergi, kamu
harus memberi mereka makan" (Mat 14:16). Awalnya aku sungguh kesulitan
mencari kisah yang sejajar dengan perintah Yesus ini. Kemudian aku
teringat pada paguyuban pemerhati makan untuk Domus Pacis. Mereka adalah
keluarga-keluarga di sekitar DIY yang memberikan hatinya bagi terjaminnya
kebutuhan asupan kami para imam di Domus Pacis.
Domus Pacis adalah
rumah untuk para imam Praja KAS yang sudah tua atau sakit (kata Rm
Bambang: imam expired hehehe). Saya imam termuda di sana dan kebetulan
masih sehat hahaha. Sebagai imam expired dan tidak di paroki memang
kadang gampang terlupakan. Kesadaran itu menggerakkan kami untuk berdaya
sekaligus menggugah hati dan perhatian umat. Salah satunya terbentuk
paguyuban pemerhati makan untuk Domus Pacis.
Dalam sebuah pertemuan
dengan para pemerhati bidang ini, salah seorang ibu mengatakan, "Para
Rama, walaupun sudah tidak berkarya, adalah imam kita. Maka kita pun
bertanggungjawab menjaga kebutuhan hidupnya." Hatiku mak-jleb, mendengar
kata-kata ibu tersebut. Aku sungguh terharu. Di antara sekian banyak orang
yang melupakan bahkan ngemohi imam expired, ibu ini dan para ibu serta
keluarga-keluarga yang tergabung dalam paguyuban ini tidak membuang para imam
expired tapi tetap mau menjaga dan memelihara karena merasa bahwa mereka
imamnya. Dan sekarang pun perhatian itu terasa sangat hidup di hati
kami. Kami tidak lagi berkekurangan dalam makanan, tapi malah bisa berbagi
dan tetap mempunyai sisa. Saya percaya inilah wujud dari sabda Yesus di
Mat 14:16 di jaman sekarang ini. Inilah penggandan 5 roti dan 2 ikan.
Kontemplasi:
Bayangkan kisah dalam Injil Mat. 14:13-21 dan jadilah salah satu tokoh yang dikisahkan.
Refleksi:
Apa yang akan kauberikan agar mukjijat Tuhan mewujud di jaman sekarang?
Doa:
Ya
Tuhan, terima kasih telah memberikan pribadi-pribadi yang mempunyai hati
mewujudan kehendakMu. Secara khusus dampingilah keluarga-keluarga yang telah
memperhatikan para imam di Domus Pacis. Amin.
Perutusan:
Marilah mengucap syukur atas kebaikan banyak orang di sekitar kita.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment