Yesus
Menampakkan Kemuliaan-Nya
Rabu, 6 Agustus
2014
Matius 17:1-9
17:1 Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus
dan Yohanes saudaranya, dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung
yang tinggi. Di situ mereka sendiri saja.
17:2 Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka;
wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar
seperti terang.
17:3 Maka nampak kepada mereka Musa dan Elia sedang
berbicara dengan Dia.
17:4 Kata Petrus kepada Yesus: "Tuhan, betapa
bahagianya kami berada di tempat ini. Jika Engkau mau, biarlah kudirikan di
sini tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia."
17:5 Dan tiba-tiba sedang ia berkata-kata turunlah
awan yang terang menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara yang
berkata: "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan,
dengarkanlah Dia."
17:6 Mendengar itu tersungkurlah murid-murid-Nya dan
mereka sangat ketakutan.
17:7 Lalu Yesus datang kepada mereka dan menyentuh
mereka sambil berkata: "Berdirilah, jangan takut!"
17:8 Dan ketika mereka mengangkat kepala, mereka tidak
melihat seorang pun kecuali Yesus seorang diri.
17:9 Pada waktu mereka turun dari gunung itu, Yesus
berpesan kepada mereka: "Jangan kamu ceriterakan penglihatan itu kepada
seorang pun sebelum Anak Manusia dibangkitkan dari antara orang mati."
Butir-butir Permenungan
- Tampaknya, ada anggapan bahwa kesendirian dapat membuat orang mengalami derita kesepian. Hidup sendiri dan jarang berjumpa dengan atau dikunjungi oleh orang lain dapat membuat orang mengalami kesengsaraan batin.
- Tampaknya, orang dapat menganggap bahwa perjumpaan menjadi dasar dan pegangan untuk mengalami keceriaan dan dinamika hidup. Kaum tua, yang sudah tidak aktif kerja dan tanpa anak-cucu di rumah, juga berjuang menemukan kesegaran dengan mengikuti kumpulan-kumpulan.
- Tetapi BISIK LUHUR berkata justru kesendirianlah yang menjadi lahan diketemukannya kesegaran dan dinamika kehidupan sejati. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan menghargai suasana sendiri sebagai saat indah mengolah segala kejadian dalam hidupnya untuk menjadi sajian nikmat bagi diri sendiri dan siapapun yang dijumpai.
Ah, pergaulanlah yang membuat orang selalu maju dan
berkembang.
0 comments:
Post a Comment