Minggu Palma 2013
Injil Perarakan Lukas 19:28-40; Injil Misa Lukas 22:14-23:56 (Lukas 23:1-49)
Lukas 19:28-40
19:28 Dan setelah mengatakan semuanya itu Yesus mendahului mereka dan meneruskan perjalanan-Nya ke Yerusalem.
19:29 Ketika Ia telah dekat Betfage dan Betania, yang terletak di gunung yang bernama Bukit Zaitun, Yesus menyuruh dua orang murid-Nya
19:30 dengan pesan: "Pergilah ke kampung yang di depanmu itu: Pada waktu kamu masuk di situ, kamu akan mendapati seekor keledai muda tertambat, yang belum pernah ditunggangi orang. Lepaskanlah keledai itu dan bawalah ke mari.
19:31 Dan jika ada orang bertanya kepadamu: Mengapa kamu melepaskannya? jawablah begini: Tuhan memerlukannya."
19:32 Lalu pergilah mereka yang disuruh itu, dan mereka mendapati segala sesuatu seperti yang telah dikatakan Yesus.
19:33 Ketika mereka melepaskan keledai itu, berkatalah orang yang empunya keledai itu: "Mengapa kamu melepaskan keledai itu?"
19:34 Kata mereka: "Tuhan memerlukannya."
19:35 Mereka membawa keledai itu kepada Yesus, lalu mengalasinya dengan pakaian mereka dan menolong Yesus naik ke atasnya.
19:36 Dan sementara Yesus mengendarai keledai itu mereka menghamparkan pakaiannya di jalan.
19:37 Ketika Ia dekat Yerusalem, di tempat jalan menurun dari Bukit Zaitun, mulailah semua murid yang mengiringi Dia bergembira dan memuji Allah dengan suara nyaring oleh karena segala mujizat yang telah mereka lihat.
19:38 Kata mereka: "Diberkatilah Dia yang datang sebagai Raja dalam nama Tuhan, damai sejahtera di sorga dan kemuliaan di tempat yang mahatinggi!"
19:39 Beberapa orang Farisi yang turut dengan orang banyak itu berkata kepada Yesus: "Guru, tegorlah murid-murid-Mu itu."
19:40 Jawab-Nya: "Aku berkata kepadamu: Jika mereka ini diam, maka batu ini akan berteriak."
Butir-butir Permenungan
- Katanya, tokoh di bidang apapun, kalau amat populer di khalayak massa rakyat, selalu dikaitkan dengan politik kekuasaan. Sekalipun tidak bergerak dalam bidang politik, gerak-gerik tokoh populer selalu diamati dengan kacamata urusan kenegaraan.
- Katanya, sepopuler apapun seorang tokoh di mata massa rakyat, geraknya ditentukan oleh kaum elit pemegang kekuasaan. Kalau menganggap kehadiran sang tokoh massa membahayakan kepentingannya, kaum elite dapat membuat rekayasa penyingkiran.
- Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, kalau tokoh kerakyatan itu ada dalam yang ilahi, dia tidak akan mundur hanya karena risiko yang membahayakan hidupnya. Penderitaan bahkan kematiannya justru jadi puncak bukti kebenaran dari segala yang dikatakan dan dikerjakan sebelumnya.
0 comments:
Post a Comment