TUA-TUA KERJA
Dalam salah satu pertemuan renungan yang bertemakan "kerja", muncul pertanyaan apa kalau sudah tua masih dapat kerja. Masalahnya tentu karena kalau sudah pensiun orang sudah "tidak dipakai". Kalau dahulu "belum kerja" (karena tak ada lembaga yang memakai) apakah dalam kondisi tua ada lembaga yang mau memakai. Tetapi ketika dalam pembicaraan kaitan kerja mulai tidak dikaitkan dengan status menjadi pegawai dan buruh, pembicaraan mencari uang menjadi hangat. Tiba-tiba suasana menjadi hening ketika seorang ibu menyampaikan sharing.
Orang memanggilnya "Bu Darno". Tampaknya berusia 70an tahun atau paling tidak mendekati 70. Dandananannya selalu rapi. Tampilnya lembut. Senyum anggun mewarnai rona wajah. Ternyata beliau mempunyai pengalaman selalu jengkel pada keluarga anak-anaknya yang membiarkan beliau mengurus apa-apa di rumah sendiri. Keluarga anak-anak selalu sibuk. Hatinya selalu mengeluh kalau harus sendiri membayar pajak. Hatinya selalu bertanya "Mengapa tak ada anak membantu?"
Pada suatu hari Bu Darno harus ke Kantor Pos untuk membayar pajak listrik. Tentu dengan rasa berat. Tiba-tiba, ketika sudah berada di Kantor Pos, Bu Darno melihat seorang nenek yang tampak sudah renta dengan dandanan sederhana. Berjalan pun sudah tampak susah payah. Nenek itu juga akan membayar pajak. Ketika mengajak omong-omong si nenek, Bu Darno amat tertegun. Ternyata nenek itu masih mencari uang dengan membuka warung di rumahnya. Pengalaman ini menyengat hati Bu Darno. Beliau berpikir "Mengapa aku yang masih segar hanya menganggur?" Dari sini Bu Darno membuat sekat salah satu ruang rumahnya. Karena keterbatasan uang, kunci selot salah satu pintu dicopot untuk dipasang pada pintu kamar sekatan. Bu Darno menerima orang untuk kos. Dari sini berkembanglah usaha Bu Darno menyewakan kamar/rumah. *Rama Bambang
Friday, March 8, 2013
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment