Sabda Hidup
Rabu, 27 Februari 2013
Gabriel dari Bunda Berdukacita
Warna Liturgi Ungu
Rabu, 27 Februari 2013
Gabriel dari Bunda Berdukacita
Warna Liturgi Ungu
Bacaan Hari
Ini
Yer.
18:18-20; Mzm. 31:5-6,14,15-16; Mat. 20:17-28
Bacaan Injil
Mat. 23:1-12
17 Ketika Yesus akan pergi ke Yerusalem, Ia memanggil kedua belas murid-Nya tersendiri dan berkata kepada mereka di tengah jalan: 18 "Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati. 19 Dan mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya Ia diolok-olokkan, disesah dan disalibkan, dan pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan." 20 Maka datanglah ibu anak-anak Zebedeus serta anak-anaknya itu kepada Yesus, lalu sujud di hadapan-Nya untuk meminta sesuatu kepada-Nya. 21 Kata Yesus: "Apa yang kaukehendaki?" Jawabnya: "Berilah perintah, supaya kedua anakku ini boleh duduk kelak di dalam Kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah kanan-Mu dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu." 22 Tetapi Yesus menjawab, kata-Nya: "Kamu tidak tahu, apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan, yang harus Kuminum?" Kata mereka kepada-Nya: "Kami dapat." 23 Yesus berkata kepada mereka: "Cawan-Ku memang akan kamu minum, tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa Bapa-Ku telah menyediakannya." 24 Mendengar itu marahlah kesepuluh murid yang lain kepada kedua saudara itu. 25 Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: "Kamu tahu, bahwa pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. 26 Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, 27 dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; 28 sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."
17 Ketika Yesus akan pergi ke Yerusalem, Ia memanggil kedua belas murid-Nya tersendiri dan berkata kepada mereka di tengah jalan: 18 "Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati. 19 Dan mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya Ia diolok-olokkan, disesah dan disalibkan, dan pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan." 20 Maka datanglah ibu anak-anak Zebedeus serta anak-anaknya itu kepada Yesus, lalu sujud di hadapan-Nya untuk meminta sesuatu kepada-Nya. 21 Kata Yesus: "Apa yang kaukehendaki?" Jawabnya: "Berilah perintah, supaya kedua anakku ini boleh duduk kelak di dalam Kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah kanan-Mu dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu." 22 Tetapi Yesus menjawab, kata-Nya: "Kamu tidak tahu, apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan, yang harus Kuminum?" Kata mereka kepada-Nya: "Kami dapat." 23 Yesus berkata kepada mereka: "Cawan-Ku memang akan kamu minum, tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa Bapa-Ku telah menyediakannya." 24 Mendengar itu marahlah kesepuluh murid yang lain kepada kedua saudara itu. 25 Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: "Kamu tahu, bahwa pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. 26 Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, 27 dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; 28 sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."
Renungan
Sahabat
dalam duka. Ketika seseorang lagi berduka, kehadiran para sahabatnya akan
memberikan penghiburan baginya. Penghiburan dan kekuatan itu akan makin terasa
ketika para sahabat itu berkenan solider padanya.
Baru saja
kita menyaksikan beberapa drama politik di negeri ini. Dua orang pemimpin partai
besar di negeri ini tersangka kasus korupsi. Ketika mereka menjadi pemimpin,
setiap daerah yang dikunjungi selalu mengelu-elukannya. Para pemimpin daerah
menjamu segala sesuatu yang dibutuhkannya. Namun ketika mereka dalam kondisi
sulit, berapa gelintir dari para pemuja itu bersolider dengannya?
Kejayaan
panggung politik tidak langgeng. Loyalitas pribadi makin lemah. Orang gampang
beralih dan meninggalkan yang tidak menguntungkan. Solidaritas tergusur oleh
pilihan menguntungkan atau tidak menguntungkan. Ketika kondisi tidak
menguntungkan sahabat pun diubah menjadi mangsa.
Hanya mereka
yang mau bersama-sama meminum cawan yang diminum Sang Putra akan sanggup
menjadi sahabat sejati. Pada diri mereka ada semangat untuk melayani.
Kontemplasi
Duduklah
dalam keheningan. Pandanglah sahabat-sahabatmu. Lihatlah dirimu di hadapan
mereka. Rasakan getaran sahabat sejatimu.
Refleksi
Tulislah
pengalamanmu bersahabat dan menjadi sahabat sejati.
Doa
Tuhan
berkatilah para sahabatku dan bantulah aku agar bisa menjadi sahabat yang
menghidupkan. Amin.
Perutusan
Aku akan
semakin bersolider pada sahabatku.
"Pertolongan-Nya
tepat waktu" (nas)
0 comments:
Post a Comment