Minggu sore 6 Juli 2014 ternyata menjadi saat yang cukup meriah di Domus Pacis. Dua hari sebelumnya Rama Bambang ketika makan pagi mengulangi kata-katanya "Minggu sore Rama Yadi pidato makili Domus Pacis, lho" (Rama Yadi akan berpidato mewakili Domus Pacis pada Minggu sore, Lho). Rama Tri Wahyono dan Rama Harto pun disebut lagi untuk mendampingi Rama Agoeng. Tanggal 6 Juli sore Komunitas Domus Pacis menyelenggarakan Misa Ulang Tahun Tabisan yang ke 15 untuk Rama Agoeng yang ditahbiskan pada tanggal 5 Juli 1999. Bersama 9 orang temannya hingga kini kesemuanya masih utuh sebagai imam.
Sebenarnya Rama Bambang agak khawatir jangan-jangan yang datang tidak sesuai dengan jumlah porsi yang dipesan ke Bu Iskak pemilik catering. Dua minggu sebelum pelaksanaan Rama Bambang menelpon Mas Aris, adik Rama Agoeng, untuk menggerakkan keluarganya. Rama Agoeng tampak tidak begitu memperhatikan acara ini karena kesibukan shooting film program Komsos KAS dan pelayanan lainnya di luar pulau Jawa. Tetapi ternyata Misa yang sederhana itu terasa amat meriah. Rama Yadi berpidato dengan segarnya. Rama Boni dari Paroki Pringwulung hadir. Rama Purwatmo, rektor Domus Pacis, juga datang dan kemudian duduk berdampingan dengan Rama Bambang yang duduk di sebelah Rama Harjaya. Rama Jaka ada di deretan belakang kursi umat. Rama Yadi terus mengawasi keadaan. Di dalam bagian homili Rama Agoeng memutar kembali sebagian peristiwa saat tahbisan yang diedit oleh staf Komsos KAS. Rama Agoeng meminta Rama Harto, Rama Purwatmo, dan Rama Bambang menyampaikan pengalamannya bersama beliau. Ternyata banyak teman jaringan Komsos ikut hadir di samping staf dan keluarganya.
Dalam acara itu ada peristiwa yang cukup membuat Rama Bambang jadi dheg-dhegan (berdebar-debar). "Sajian nasi habis" kata Bu Harsi yang menjadi salah satu anggota kor. Semua anggota kor tampak tidak terpengaruh dan tertawa-tawa bahkan ada yang nyelethuk "Pokoke meriah akeh sing sing rawuh" (Yang pokok meriah dan banyak yang hadir). Ketika sajian es datang semua menyambut dan menikmatinya padahal seharusnya es disantap sesudah makan nasi. Tiba-tiba beberapa penyaji datang membawa nampan berisi piring-piring nasi. Ketika dibagikan ke bagian kor mereka menolak dan meminta agar para rama yang duduk dekat kor yang menerima. Para rama menolak agar disantap oleh anggota kor. "Sadaya angsal, kok" (Semua akan mendapat bagian, kok) salah satu penyaji berkata. Memang benar, semua mendapatkan sajian nasi. Pada saat para tamu hampir habis Bu Titik Untung dari Ambarrukmo, yang menjadi penanggungjawab konsumsi, mendekati Rama Bambang dan berkata bisik-bisik "Jan-jane mau kurang telungpuluhan, tujune Bu Iskak isa gawe mukjizat 5 roti dan 2 ikan" (Sebetulnya tadi kurang sekitar 30, untung Bu Iskak membuat mukjizat 5 roti 2 ikan). Ternyata Bu Iskak, pemilik catering, ada di dekatnya sehingga Rama Bambang langsung menyalami dan berkata "Pripun, bu, nambah katah? Kula kedah pripun?" (Bagaimana, bu, harus menambah? Saya harus bagaimana?) yang langsung mendapat jawaban dari Bu Iskak "Sadaya sampun sae, rama" (Semua sudah baik, rama). Rama Agoeng yang kebetulan berdiri dekat Rama Bambang yang langsung berkata "Rama, punika Bu Iskak ingkang tansah mbantu Domus kanthi keteringipun" (Rama, ini Bu Iskak yang selalu membantu Domus bila membutuhkan catering). Rama Agoeng pun langsung menyalami dan mengucapkan terima kasih.
0 comments:
Post a Comment