Minggu, 13 Juli 2014
Hari Minggu Biasa XV
warna liturgi Hijau
Bacaan:
Yes. 55:10-11; Mzm. 65:10abcd,10e-11,12-13,14; Rm. 8:18-23; Mat. 13:1-23. BcO Ayb. 1:1-22.
Matius 13:1-23:
1
Pada hari itu keluarlah Yesus dari rumah itu dan duduk di tepi danau. 2
Maka datanglah orang banyak berbondong-bondong lalu mengerumuni Dia,
sehingga Ia naik ke perahu dan duduk di situ, sedangkan orang banyak
semuanya berdiri di pantai. 3 Dan Ia mengucapkan banyak hal dalam
perumpamaan kepada mereka. Kata-Nya: "Adalah seorang penabur keluar
untuk menabur. 4 Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di
pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis. 5
Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya,
lalu benih itupun segera tumbuh, karena tanahnya tipis. 6 Tetapi sesudah
matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar. 7
Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu
dan menghimpitnya sampai mati. 8 Dan sebagian jatuh di tanah yang baik
lalu berbuah: ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali
lipat, ada yang tiga puluh kali lipat. 9 Siapa bertelinga, hendaklah ia
mendengar!" 10 Maka datanglah murid-murid-Nya dan bertanya kepada-Nya:
"Mengapa Engkau berkata-kata kepada mereka dalam perumpamaan?" 11 Jawab
Yesus: "Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga,
tetapi kepada mereka tidak. 12 Karena siapa yang mempunyai, kepadanya
akan diberi, sehingga ia berkelimpahan; tetapi siapa yang tidak
mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya. 13
Itulah sebabnya Aku berkata-kata dalam perumpamaan kepada mereka; karena
sekalipun melihat, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka
tidak mendengar dan tidak mengerti. 14 Maka pada mereka genaplah nubuat
Yesaya, yang berbunyi: Kamu akan mendengar dan mendengar, namun tidak
mengerti, kamu akan melihat dan melihat, namun tidak menanggap. 15 Sebab
hati bangsa ini telah menebal, dan telinganya berat mendengar, dan
matanya melekat tertutup; supaya jangan mereka melihat dengan matanya
dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu
berbalik sehingga Aku menyembuhkan mereka. 16 Tetapi berbahagialah
matamu karena melihat dan telingamu karena mendengar. 17 Sebab Aku
berkata kepadamu: Sesungguhnya banyak nabi dan orang benar ingin melihat
apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa
yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya. 18 Karena itu, dengarlah
arti perumpamaan penabur itu. 19 Kepada setiap orang yang mendengar
firman tentang Kerajaan Sorga, tetapi tidak mengertinya, datanglah si
jahat dan merampas yang ditaburkan dalam hati orang itu; itulah benih
yang ditaburkan di pinggir jalan. 20 Benih yang ditaburkan di tanah yang
berbatu-batu ialah orang yang mendengar firman itu dan segera
menerimanya dengan gembira. 21 Tetapi ia tidak berakar dan tahan
sebentar saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena firman
itu, orang itupun segera murtad. 22 Yang ditaburkan di tengah semak
duri ialah orang yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini
dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah. 23
Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu
dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat,
ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat."
Renungan:
Membaca
bacaan Injil hari ini saya menemukan 3 kata kunci: mendengar, mengerti
dan berbuah (bdk. Mat 13:23). Tiga kata kunci ini menyuburkan sabda yang
kita terima.
Seorang anak sering mendengar aneka nasehat dari orang
tuanya. Ia bisa hanya sekedar mendengar saja tanpa mengerti. Ia bisa
juga mendengar dan mengertinya. Ketika hanya mendengar saja maka nasehat
itu akan berlalu begitu saja. Namun ketika ia mengerti maka ia
memproses nasehat tersebut dalam dirinya dan berusaha mewujudkan apa
yang dia mengerti. Pengertiannya akan nasihat menjadi salah satu tanda
persetujuannya atas nasehat tersebut. Pelaksanaan nasehat merupakan
tanda lain atas persetujuan tersebut. Persetujuan ini menggerakkan diri
untuk menyatakan bahwa nasehat tersebut benar. Tanda kebenaran nasihat
tersebut muncul dalam buah-buahnya.
Kita pun sering mendapatkan
nasehat-naasehat dalam hidup kita. Maka marilah kita mendengarkannya dengan
baik, mengolahnya sehingga kita mengerti nasehat tersebut dan berusaha
sekuat tenaga agar menghasilkan banyak buah sebagai pernyataan bahwa
nasehat yang kita terima benar adanya.
Kontemplasi:
Bayangkan
dirimu sedang mendapat nasehat orang tuamu. Dengarkan dengan seksama.
Tangkaplah pengertian atas nasehat tersebut dan bangunlah rencana
mewujudkannya.
Refleksi:
Bagaimana selama ini anda menangkap sabda Tuhan?
Doa:
Ya
Yesus jadikanlah diriku sebagai lahan subur untuk benih-benih sabdaMu.
Semoga benih-benih yang Kautanamkan berkembang dan berbuah baik dalam diriku.
Amin.
Perutusan:
Aku akan mengolah terus menerus diriku menjadi lahan yang subur bagi sabda Tuhan.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment