Kamis, 17 Juli 2014
Magdalena Albrici dr Como, Teresia dr S. Agustinus
warna liturgi Hijau
Bacaan:
Yes. 26:7-9,12,16-19; Mzm. 102:13-14ab,15,16-18,19-21; Mat. 11:28-30. BcO Ayb. 5:1-27.
Matius 11:28-30:
28
Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan
memberi kelegaan kepadamu. 29 Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah
pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan
mendapat ketenangan. 30 Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun
ringan."
Renungan:
Sabda Yesus dalam Mat 11:28-30 ini indah
dan menyenangkan. Semua yang berbeban berat dan letih lesu akan
diberikan kelegaan. Bagaikan seorang anak yang mendapat pelukan hangat
ibunya ketika dirinya pulang merantau. Hangat dan lega.
Namun kita
pantas ingat bahwa kelegaan yang diberikan Yesus tidak berarti
melepaskan beban yang harus kita tanggung. Kita tetap mesti menanggung
beban hidup kita. Yesus tidak mencabut seseorang dari perjuangan hidup
yang harus dijalani secara rutin. Sebagai manusia seseorang mesti hidup
sebagai manusia. Yesus tidak mengambil kemanusiaan manusia, atau
menjadikannya ilahi, tanpa berjuang bisa mencukupi hidup. Manusia mesti
menanggung beban hariannya. Namun bersama Dia beban hidup itu jadi
ringan karena "jiwamu akan mendapat ketenangan" (Mat 11:30).
Marilah
kita menghadirkan Yesus dalam seluruh perjuangan hidup kita. Bersama dia
jiwa kita mendapat ketenangan. Dalam nama Dia perjuangan dan beban
hidup kita menjadi ringan.
Kontemplasi:
Ambillah posisi doa.
Pejamkan matamu dan aturlah pernafasanmu. Hadirkan perjalanan karya
harianmu. Sekarang hadirkan Yesus dalam tiap karyamu. Rasakan kelegaan
yang Dia berikan.
Refleksi:
Tulislah pengalamanmu membawa Tuhan dalam karya-karyamu.
Doa:
Tuhan
terima kasih telah mendampingi setiap langkah karyaku. Engkau
menghadirkan ketenangan jiwaku dan meringankan beban yang mesti
kutanggung. Amin.
Perutusan:
Aku akan terus menghadirkan Tuhan dalam hidup dan karyaku.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment