Minggu, 27 Juli 2014
Hari Minggu
Biasa XVII
warna liturgi Hijau
Bacaan:
BcE 1Raj. 3:5,7-12; Mzm. 119:57,72,76-77,127-128,129-130; Rm. 8:28-30; Mat. 13:44-52. BcO Ayb. 28:1-28
Matius 13:44-52:
44
"Hal Kerajaan Sorga itu seumpama harta yang terpendam di ladang, yang
ditemukan orang, lalu dipendamkannya lagi. Oleh sebab sukacitanya
pergilah ia menjual seluruh miliknya lalu membeli ladang itu. 45
Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama seorang pedagang yang
mencari mutiara yang indah. 46 Setelah ditemukannya mutiara yang sangat
berharga, iapun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara
itu." 47 "Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama pukat yang
dilabuhkan di laut, lalu mengumpulkan berbagai-bagai jenis ikan. 48
Setelah penuh, pukat itupun diseret orang ke pantai, lalu duduklah
mereka dan mengumpulkan ikan yang baik ke dalam pasu dan ikan yang tidak
baik mereka buang. 49 Demikianlah juga pada akhir zaman:
Malaikat-malaikat akan datang memisahkan orang jahat dari orang benar,
50 lalu mencampakkan orang jahat ke dalam dapur api; di sanalah akan
terdapat ratapan dan kertakan gigi. 51 Mengertikah kamu semuanya itu?"
Mereka menjawab: "Ya, kami mengerti." 52 Maka berkatalah Yesus kepada
mereka: "Karena itu setiap ahli Taurat yang menerima pelajaran dari hal
Kerajaan Sorga itu seumpama tuan rumah yang mengeluarkan harta yang baru
dan yang lama dari perbendaharaannya."
Renungan:
Dinamika
keyakinan-kerelaan-kebahagiaan menjadi gambaran Kerajaan Allah. Kisah-kisah
yang dipakai sebagai perumpamaan diawali oleh keyakinan pembeli tanah,
pedagang dan nelayan mempunyai akar sesuatu. Keyakinan itu diikuti oleh
kerelaan mereka. Si pembeli tanah dan pedagang merelakan seluruh
miliknya untuk mendapatkan yang mereka cari dan temukan. Dan si pembeli
tanah tidak mau curang (bc. Mat 13:44). Nelayan merelakan tenaga dan
waktunya untuk memasang pukat. Dan mereka semua akhirnya mencapai
kebahagiaan. Mereka yang yakin dan rela mendapatkan apa yang dicari dan
kebahagiaan melingkupi dirinya.
Belajar dari kisah ini kiranya kita
pun mungkin memiliki Kerajaan Allah, kebahagiaan sempurna kalau kita
sungguh yakin dengan apa yang kita cari dan rela melepaskan segala milik
kita untuk mendapatkannya. Dinamika ini mungkin akan menguras energi,
membuat orang bertanya-tanya bahkan menilai kita gila. Contohnya orang bisa
merasa aneh kala kita merelakan harta demi pendidikan tertinggi. Namun
ketika yang kita yakini kita perjuangkan dengan kerelaan yang tinggi dan
kita berhasil meraihnya, orang akan mengerti bahwa kebahagiaan Kerajaan
Allah telah kita alami. Marilah kita bangun keyakinan dan kerelaan kita
untuk mencapai kebahagiaan Kerajaan Allah.
Kontemplasi:
Bayangkan
apa yang sungguh-sungguh kaumau dan kauyakini harus kaudapatkan. Temukan pula
hal-hal apa yang mesti kaurelakan. Kala semua itu terjadi rasakan
kebahagiaan yang kauterima.
Refleksi:
Tuliskan sesuatu yang sungguh ingin kaudapatkan dan hal-hal yang harus kaurelakan untuk mencapainya.
Doa:
Ya
Tuhan bantulah aku memfokuskan seluruh perjuanganku demi kehadiran
KerajaanMu. Semoga aku mempunyai keyakinan dan kerelaan seperti pembeli
tanah, pedagang mutiara dan nelayan sebagaimana dikisahkan PuteraMu.
Amin.
Perutusan:
Aku yakin bahwa bersama Yesus aku menemukan Kerajaan Allah.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment