Jumat, 25 Juli 2014
Pesta St. Yakobus Rasul
warna liturgi Merah
Bacaan:
2Kor. 4:7-15; Mzm. 126:1-2ab,2cd-3,4-5,6; Mat. 20:20-28. BcO Kis. 5:12-32 atau 1Kor. 1:17 - 2:5 atau 1Kor. 4:1-16.
Matius 20:20-28:
20
Maka datanglah ibu anak-anak Zebedeus serta anak-anaknya itu kepada
Yesus, lalu sujud di hadapan-Nya untuk meminta sesuatu kepada-Nya. 21
Kata Yesus: "Apa yang kaukehendaki?" Jawabnya: "Berilah perintah, supaya
kedua anakku ini boleh duduk kelak di dalam Kerajaan-Mu, yang seorang
di sebelah kanan-Mu dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu." 22 Tetapi
Yesus menjawab, kata-Nya: "Kamu tidak tahu, apa yang kamu minta.
Dapatkah kamu meminum cawan, yang harus Kuminum?" Kata mereka
kepada-Nya: "Kami dapat." 23 Yesus berkata kepada mereka: "Cawan-Ku
memang akan kamu minum, tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di
sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan
kepada orang-orang bagi siapa Bapa-Ku telah menyediakannya." 24
Mendengar itu marahlah kesepuluh murid yang lain kepada kedua saudara
itu. 25 Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: "Kamu tahu, bahwa
pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan
besi dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas
mereka. 26 Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi
besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, 27 dan barangsiapa
ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu;
28 sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan
untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi
banyak orang."
Renungan:
Negosiasi seorang ibu. Dalam sebuah
percakapan sederhana seorang bapak mengatakan pada isterinya, "Bu, besok
ibu saja yang datang ke sekolah untuk membicarakan uang gedung sekolah
anak kita." Sang ibu, "Kenapa harus saya, saya kan juga kerja." Bapak,
"Iya ibu saja. Perempuan lebih luwes tawar menawar. Aku tidak luwes Bu."
Dalam
banyak peristiwa kehidupan memang tampak bahwa perempuan lebih luwes
dalam bernegosiasi daripada lelaki (semoga saya tidak salah). Mereka
biasa melakukan itu kala lagi belanja, kala memperjuangkan sesuatu dll.
Seratus rupiah pun sering ditawar kala seorang ibu membeli sayur di
pasar. Ketrampilan bernegosiasi ini sungguh terasah dalam hidup
perempuan. Soal hasilnya seperti apa tidaklah terlalu penting, yang
penting negosiasi-tawar menawar dijalankan terlebih dulu.
Hal
demikian pun dilakukan Ibu anak-anak Zebedeus. Ia mencoba peruntungan
posisi anak-anakya. Ia meminta posisi bagi kedua anaknya kepada Yesus. Walau
permintaan itu tak membuahkan hasil ia telah melakukan kewajibannya
sebagai seorang ibu. Dan bagi yang punya wewenang (dalam hal ini Yesus)
tidak gampang terpengaruh dengan percobaan-percobaan seperti itu. Semoga
pemimpin-pemimpin bangsa ini pun tidak gampang goyah karena pengajuan nama-nama orang yang
akan membantunya.
Kontemplasi:
Pejamkan matamu. Ingatlah tindakan-tindakan yang dibuat ibumu untuk membela dirimu.
Refleksi:
Apakah yang pantas kausyukuri dari ibumu? Apa yang perlu kaupegang bila dirimu menjadi pimpinan dan memilih pembantu-pembatumu?
Doa:
Ya
Yesus aku bersyukur mempunyai ibu yang memperhatikanku. Aku juga tetap
berdoa agar para pimpinan tetap berpegang pada kehendakMu dalam memilih
pembantu-pembantunya.. Amin.
Perutusan:
Aku akan berdoa bagi para pemimpin terpilih agar mampu memilih pembantu yang tepat, bukan sekedar karena balas budi.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment