Sabtu, 05 Juli 2014
Antonius Maria Zakkaria
warna liturgi Hijau
Bacaan:
Am. 9:11-15; Mzm. 85:9,11-12,13-14; Mat. 9:14-17.
BcO Yes. 59:1-14
Matius 9:14-17:
14
Kemudian datanglah murid-murid Yohanes kepada Yesus dan berkata:
"Mengapa kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?"
15 Jawab Yesus kepada mereka: "Dapatkah sahabat-sahabat mempelai
laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi
waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu
itulah mereka akan berpuasa. 16 Tidak seorangpun menambalkan secarik
kain yang belum susut pada baju yang tua, karena jika demikian kain
penambal itu akan mencabik baju itu, lalu makin besarlah koyaknya. 17
Begitu pula anggur yang baru tidak diisikan ke dalam kantong kulit yang
tua, karena jika demikian kantong itu akan koyak sehingga anggur itu
terbuang dan kantong itupun hancur. Tetapi anggur yang baru disimpan
orang dalam kantong yang baru pula, dan dengan demikian terpeliharalah
kedua-duanya."
Renungan:
"Anggur yang baru disimpan orang
dalam kantong yang baru pula, dan dengan demikian terpeliharalah
kedua-duanya" (Mat 19:17). Membaca bacaan ini saya terbayang perjalanan
pendek sejarah perjumpaanku.
Ketika sering mendampingi retret
siswa-i setingkat SMP/SMA aku merasa tiap tahun ada saja perubahan kata-kata
maupun perilaku dari para siswa. Bahasa percakapan mereka selalu baru.
Beruntung sering bertemu generasi yang bergerak ini sehingga gampang
mengikuti alur mereka. Namun sekarang, kala sudah jarang lagi berjumpa
secara rutin, aku menghadapi sebuah gap percakapan dengan para remaja.
Sering tidak kenal dengan katakata yang mereka ucapkan. Banyak tingkah laku
mereka pun yang membuatku hanya bisa tersenyum karena tidak mengerti.
Dan herannya senyum ketidakmengertianku ditangkap sebagai apresiasi atas
tingkahnya. Mereka pun makin bersemangat. Ketidaksambungan ini berubah
menjadi persambungan. Persambungan yang tak terduga ini pun memberikan
kedamaian di masing-masing pihak, apalagi kalau persambungan ini memang
dimengerti, disadari dan dilakukan secara sinergis.
Anggur baru -
kantong baru, menjadi gambaran persambungan yang dimengerti, disadari
dan dilakukan secara sengaja dan sinergis. Dan persambungan semacam ini
yang akan memungkinkan kedua-duanya terpelihara. Maka marilah kita pun
selalu berani memperbaharui diri agar harian kita pun terasa baru.
Kontemplasi:
Carilah
tempat yang tenang. Ingatlah perkembangan dan perubahan kata-kata dan
tingkah anak-anakmu. Ingatlah pula usaha-usahamu memperbaharui diri agar
bisa sambung dengan mereka.
Refleksi:
Apa yang mesti kaulakukan agar kantongmu bisa menerima anggur baru dunia sekitarmu.
Doa:
Tuhan
semoga aku mampu mengarungi dunia yang selalu berkembang dan berubah
ini. Aku mampu hidup dan saling memelihara dengan dunia ini demi
kemuliaanMu. Amin.
Perutusan:
Aku akan terus berusaha memperbaharui diriku agar siap menampung anggur-anggur baru.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment