Senin, 21 Juli 2014
Laurensius dr Brindisi
warna liturgi Hijau
Bacaan:
Mi. 6:1-4,6-8; Mzm. 50:5-6,8-9,16bc-17,21,23; Mat. 12:38-42. BcO Ayb. 12:1-25
Matius 12:38-42:
38
Pada waktu itu berkatalah beberapa ahli Taurat dan orang Farisi kepada
Yesus: "Guru, kami ingin melihat suatu tanda dari pada-Mu." 39 Tetapi
jawab-Nya kepada mereka: "Angkatan yang jahat dan tidak setia ini
menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda
selain tanda nabi Yunus. 40 Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut
ikan tiga hari tiga malam, demikian juga Anak Manusia akan tinggal di
dalam rahim bumi tiga hari tiga malam. 41 Pada waktu penghakiman,
orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan menghukumnya
juga. Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat setelah mendengar
pemberitaan Yunus, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada
Yunus! 42 Pada waktu penghakiman, ratu dari Selatan itu akan bangkit
bersama angkatan ini dan ia akan menghukumnya juga. Sebab ratu ini
datang dari ujung bumi untuk mendengar hikmat Salomo, dan sesungguhnya
yang ada di sini lebih dari pada Salomo!"
Renungan:
"Guru,
kami ingin melihat suatu tanda dari pada-Mu" (Mat 12:38). Orang-orang di
sekitar Yesus menginginkan tanda. Sebenernya banyak tanda yang sudah
dibuat oleh Yesus. Namun demikian mereka tetap menginginkan ada tanda
yang bisa mereka liat secara langsung.
Hari-hari ini bangsa kita pun
menunggu kepastian hasil pemilu presiden. Ada dua klaim kemenangan dari 2
pasangan. Tanda-tanda yang ada pun dimentahkan oleh tanda-tanda yang lain. Semua
orang menunggu kepastian tanda yang akan dibacakan pada tanggal 22
nanti. Apakah tanda itu akan meyakinkan kedua belah pihak? Kita belum
tahu. Kita semua berharap pasangan-pasangan itu legawa dengan tanda itu.
Kita
bisa saja merasa ada yang kurang dari yang kita temui dan dengar. Namun
ketika hati kita tidak tertutup oleh nafsu dan keinginan sendiri
sebenarnya banyak hal sudah mencukupi. Tanda-tanda yang ada di sekitar kita
memungkinkan kita mengatakan "iya", mengamini apa yang sudah baik dan
menerima kenyataan berbeda dengan keinginan kita. Jangan biarkan diri
kita terkungkung oleh obsesi akan hadirnya tanda menurut bayangan kita
sendiri.
Kontemplasi:
Pejamkan matamu. Hadirkan tanda yang
kauinginkan untuk menguatkan dirimu. Telitilah dengan seksama bahwa
tanda itu sebenarnya sudah kauliat.
Refleksi:
Apa tanda kasih Tuhan dalam hidupmu?
Doa:
Ya
Tuhan, semoga tanda-tandaMu kutangkap dengan baik. Semoga orang-orang pun
tidak tergoda untuk mendatangkan tanda yang mereka inginkan dan buat
sendiri. Mereka mampu menangkap tanda dari fakta yang dialami. Amin.
Perutusan:
Aku akan peka menangkap tanda dari realitasku.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment