The Friday, 09 November 2012, 00:01 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Spesialis Urologi, Dr. Koh Eng Thye MBBS mengatakan bahwa penyakit prostat cenderung bisa menyerang 80 persen lansia atau laki-laki berusia di atas 80 tahun.
"Sebanyak 80 persen laki-laki usia 80 tahun ke atas memiliki gejala prostat, jinak atau kanker secara alamiah. Akan mulai berangsur-angsur berkembang setelah umur 40 tahun dan akan menjadi 100 persen pada semua laki-laki jika mencapai umur seratus tahun," katanya dalam rilisnya disampaikan Humas Kantor Perwakilan dan Informasi Mahkota Medical Centre Melaka, Malaysia, Cabang Pekanbaru, Yusnan, di Pekanbaru, Kamis (8/11).
Menurut Dr. Koh Eng Thye yang bekerja untuk Rumah Sakit Mahkota Medical Centre Melaka, Malaysia, gejala serangan prostat terlihat dari empat hal pada seorang laki-laki yakni rambut menjadi abu-abu, lensa pada mata menjadi katarak dengan arcus senilis yang nampak di sekitar kornea dan kelenjar prostat yang membesar.
Sedangkan letak kelenjar prostat berada di bawah kantong kemih dan pada 'engulfs uretha' pada bagian depan laki-laki. Peran kelenjar prostat ini adalah menyediakan sekresi penting dan cairan air mani untuk bertahan selama ejakulasi, katanya namun demikian sejumlah tanda-tanda bisa terlihat sebagai gejala-gejala dari penyakit prostat.
Dr Koh menyatakan, bahwa pembesaran prostat menyebabkan dua jenis gejala dalam kencing yakni iritasi dan gangguan. Gejala gangguannya adalah, keraguan, aliran kencing lambat dan aliran kemih/kencing tersendat sendat. Gejala Iritasi adalah frekuensi dari nocturia yakni terbangun pada malam hari untuk buang air kecil dan disuria yaitu kesakitan dan serasa terbakar atau panas.
"Pria biasanya tidak akan ingat kapan gejala itu mulai terjadi. Itu karena faktor penuaan yang melambat dan satu lagi tidak bisa mengingat kapan pertama kali kulit kepala pada rambut mereka telah berubah menjadi abu-abu," katanya.
Lalu mengapa prostat gejala sering bersamaan dengan kegagalan ereksi? Masalah umum medis seperti kolesterol tinggi, hipertensi, diabetes serta penyakit jantung pada laki-laki yang beranjak tua. Serta Penyakit medis yang mempengaruhi untuk mempersempit pembuluh darah dan akibat dari kegagalan ereksi.
Sementara itu, hasil alami dalam pembesaran prostat tanpa perawatan medis, pada dasarnya itu akan berkembang menjadi tiga kelompok dengan risiko yang sama. Pertama, gejala akan tetap sama sampai orang meninggal karena penyakit medis lain secara bersamaan.
Kedua, gejala-gejala akan menjadi lebih baik setelah jangka waktu tertentu. Hal ini disebabkan lagi karena kelenjar prostat mengelilingi bagian awal dari bentuk uretra pada pria, adalah bagian dari penghambatan secara mekanis.
Namun demikian penghambatan secara dinamis yang lebih penting adalah karena tubuh bersimpati mengelilingi sekitar leher kandung kemih. Laju berkelilingnya bervariasi dari waktu ke waktu, katanya.
Ketiga, gejala memburuk dan 10-20 persen dari laki-laki Asia memang dapat berkembang menjadi kanker prostat, maka diperlukan pengujian PSA (antigen khusus prostat) itu adalah tes darah dengan nilai normal di bawah 4ng/ml. Ini dapat meningkat dengan tiga kondisi pembesaran prostat jinak dan kanker prostat.
Perawatan
Ia mengatakan, jika gejala tidak cukup berat dalam merubah gaya hidup, maka hal itu dapat dikelola secara bebas. Gaya hidup tertentu perlu diubah seperti tidak mengkonsumsi alkohol karena dapat melebihi aliran simpatis dan hasilnya bisa memperburuk gejala dan bahkan bisa menyebabkan retensi urin akut.
Jangan menahan kencing terlalu lama terutama selama perjalan panjang. Karena prilaku ini dapat memicu retensi urin. Terakhir, tidak mengkonsumsi obat batuk sirup yang mengandung 'pseudoephrine' yang juga dapat mengganggu laju simpatik.
Jika laju simpatik terganggu hal ini membutuhkan tindakan urologi tindak lanjut yang memerlukan waktu 6-12 bulan untuk menyingkirkan penyakit prostat itu, katanya.
Selain spesialis Dr. Koh Eng Thye, RS Mahkota Medical Centre, Melaka Malaysia, pada pusat layanan perawatan kesehatan pria juga ditangani spesialis Urologi yakni Dr. Michael Cheng Kok Hong.
0 comments:
Post a Comment