Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Tuesday, July 22, 2014

Sabda Hidup

Rabu, 23  Juli 2014
Birgitta, Kunigunda
warna liturgi Hijau
Bacaan:
Yer. 1:1,4-10; Mzm. 71:1-2,3-4a,5-6ab,15ab,17; Mat. 13:1-9. BcO Ayb. 18:1-21.

Matius 13:1-9:
1 Pada hari itu keluarlah Yesus dari rumah itu dan duduk di tepi danau. 2 Maka datanglah orang banyak berbondong-bondong lalu mengerumuni Dia, sehingga Ia naik ke perahu dan duduk di situ, sedangkan orang banyak semuanya berdiri di pantai. 3 Dan Ia mengucapkan banyak hal dalam perumpamaan kepada mereka. Kata-Nya: "Adalah seorang penabur keluar untuk menabur. 4 Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis. 5 Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itupun segera tumbuh, karena tanahnya tipis. 6 Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar. 7 Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati. 8 Dan sebagian jatuh di tanah yang baik lalu berbuah: ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat. 9 Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!"

Renungan:
Saya membayangkan Injil hari ini, tentang penabur (Mat. 13:1-9), namun yang terbayang adalah tanaman jahe di tempatku yang kutanam di polibag dan di kebun. Jahe yang kami tanam di polibag tumbuh dengan subur, lebih subur daripada yang di kebun. Namun suatu kali aku kaget. Dalam satu malam pohon jahe yang di polibag daunya habis, tunas-tunas rontok. Kukira belalang yang melakukan itu. Malam berikutnya kutemukan kenyataan lain. Ternyata serombongan tikuslah yang menyerangnya. Gerombolan penyerang yang tak pernah kubayangkan.
Kalau boleh mengembangkan apa yang diceritakan Tuhan Yesus dengan kisahku tadi aku merasa bahwa tantangan pun makin beraneka. Yang ditanam di tanah yang baik, bertumbuh dengan baik, bisa hancur begitu saja kala tidak dijaga dari ancaman-ancaman yang datang dari luar. Banyak orang muda yang bertumbuh dalam lingkungan iman Gereja yang baik, aktif dalam aneka kegiatan dan bahkan tekun dalam doa dan ekaristi, namun tiba-tiba hilang dan berubah iman.
Dari kisah sang penabur ini kita makin diingatkan untuk selalu menjaga kesuburan dan berkembangnya hidup dan iman kita. Walau hidup dan iman kita subur kita tetep waspada terhadap ancaman dari manapun, juga dari yang tak terduga sebelumnya.

Kontemplasi:
Pejamkan matamu sejenak. Bayangkan keseharianmu. Temukan ancaman-ancaman yang biasa membahayakan hidup dan imanmu. Temukan caramu menjaga supaya tak tergoda.

Refleksi:
Apa ancaman serius terhadap hidup dan imanmu?

Doa:
Ya Yesus semoga benih yang Kautaburkan dalam diriku bertumbuh dengan baik. Semoga aku pun mampu menjaga pertumbuhannya dari segala macam ancaman yang ada. Amin.

Perutusan:
Aku akan menyuburkan dan menjaga pertumbuhan hidup dan imanku.

0 comments:

Post a Comment