Senja makin menua
Ketika tersadar,
Ternyata kita sudah menari cukup lama
Mungkin pesta ini sedetik lagi usai
Tak lagi ramai
Mulai berkabut
Sini..
Duduk sebentar
Secangkir lemon hanga
Buat singkut terpaan dingin yang mengoyak kemudaan
Lelah adanya
Renta memeluk
Pembaringan kita mulai rindu
Menjamah hasrat kita yang linu
Cukuplah menari
Mari berbaring
Sini..
Dekat-dekat biar hangat
Dingin malam kian melekat
Sayang.. lebih merapat
Agar jelas rautmu kulihat
Bila esok tak datang untukku
Dinda..
Biar kukecup hidungmu untuk terakhir
Tetap dekap
Cintaku
Sampai tubuh ini menyerpih
Dan terbang jadi debu
Kita hanya bualan waktu
Tak perlu mencinta
Akhirnya pun akan terpisah
Lenyap bersama alunan lagu
Jangan percaya keabadian..
Tak ada keabadian.
Ketika tersadar,
Ternyata kita sudah menari cukup lama
Mungkin pesta ini sedetik lagi usai
Tak lagi ramai
Mulai berkabut
Sini..
Duduk sebentar
Secangkir lemon hanga
Buat singkut terpaan dingin yang mengoyak kemudaan
Lelah adanya
Renta memeluk
Pembaringan kita mulai rindu
Menjamah hasrat kita yang linu
Cukuplah menari
Mari berbaring
Sini..
Dekat-dekat biar hangat
Dingin malam kian melekat
Sayang.. lebih merapat
Agar jelas rautmu kulihat
Bila esok tak datang untukku
Dinda..
Biar kukecup hidungmu untuk terakhir
Tetap dekap
Cintaku
Sampai tubuh ini menyerpih
Dan terbang jadi debu
Kita hanya bualan waktu
Tak perlu mencinta
Akhirnya pun akan terpisah
Lenyap bersama alunan lagu
Jangan percaya keabadian..
Tak ada keabadian.
1 comments:
terima kasih udah share puisi aku, smoga jadi berkat buat bnyak orang ^^ Gbu
Post a Comment