Kamis, 03 Juli 2014
Pesta St. Tomas, Rasul
warna liturgi Merah
Bacaan:
Ef. 2:19-22; Mzm. 117:1,2; Yoh. 20:24-29.
BcO Kis. 5:12-32 atau 1Kor. 17- 2:5 atau 1Kor. 4:1-16.
Yohanes 20:24-29:
24
Tetapi Tomas, seorang dari kedua belas murid itu, yang disebut Didimus,
tidak ada bersama-sama mereka, ketika Yesus datang ke situ. 25 Maka
kata murid-murid yang lain itu kepadanya: "Kami telah melihat Tuhan!"
Tetapi Tomas berkata kepada mereka: "Sebelum aku melihat bekas paku pada
tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu
dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak
akan percaya." 26 Delapan hari kemudian murid-murid Yesus berada kembali
dalam rumah itu dan Tomas bersama-sama dengan mereka. Sementara
pintu-pintu terkunci, Yesus datang dan Ia berdiri di tengah-tengah
mereka dan berkata: "Damai sejahtera bagi kamu!" 27 Kemudian Ia berkata
kepada Tomas: "Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku,
ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau
tidak percaya lagi, melainkan percayalah." 28 Tomas menjawab Dia: "Ya
Tuhanku dan Allahku!" 29 Kata Yesus kepadanya: "Karena engkau telah
melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak
melihat, namun percaya."
Renungan:
Yesus mendatangi para murid
yang masih mengalami ketakutan. Mereka berkumpul di rumah dengan pintu-pintu
terkunci. Yesus mendatangi menreka dan mengucapkan: "Damai sejahtera
bagi kamu!" (Yoh 20:26). Sapaan Yesus ini pasti menenteramkan hati para
murid yang gelisah dan ketakutan.
Akhir-akhir ini banyak orang
mengalami kegelisahan. Beberapa bulan lalu banyak orang gelisah terpilih
atau tidak sebagai anggota legislatif. Bulan-bulan ini banyak orang gelisah
siapa presiden terpilih dan bagaimana setelah ada yang terpilih dan ada
yang tak terpilih. Dalam kegundahan masyarakat ini kita dipanggil untuk
menghadirkan kedamaian. Kita perlu hadir untuk meredakan suasana panas
kepada suasana ayem dan damai. Mari kita hadirkan dan serukan: "Damai
sejahtera bagi kamu!"
Kontemplasi:
Bayangkan dirimu lagi
berada di kerumunan masyarakat yang lagi bertengkar. Datanglah secara
diam-diam kepada para pemimpin kubu yang bertengkar dan tawarkan kedamaian
pada mereka.
Refleksi:
Bagaimana membawa kedamaian di tengah konflik dan ketakutan masyarakat?
Doa:
Tuhan
semoga aku tetap tenang walau berada dalam keributan masyarakat. Tenang
bukan cuek, tapi tenang membaca situasi dan menemukan orientasi yang
mendamaikan. Amin.
Perutusan:
Aku akan tetap menghadirkan damai sejahtera dan ketenangan.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment