NOMOR 5

Sebetulnya beberapa kali sejak tahun 2012 pembicaraan tentang nomor sudah terjadi. Kadang agak sungguh-sungguh dan kadang sambil lalu. Bahkan kerap juga pembicaraan menjadi hal yang menyenangkan karena bernuansa lucu. Biasanya pembicaraan tentang nonor terjadi kalau ada surat datang. Surat untuk penghuni Domus Pacis kerap jatuh di sekretariat Pastoran Paroki Yohanes Rasul Pringwulung. Tidak jarang surat sampai di Domus Pacis mengalami tempo lama. Undangan-undangan tidak jarang datang setelah hari yang tertera di dalamnya lewat. Nah, hal itu yang membuat para penghuni Domus Pacis (yang biasa makan bersama) berbicara tentang bangunan rumah Domus Pacis. Pada umumnya para rama berprasangka bahwa tukang pos tidak tahu di mana Domus Pacis itu. Karena itu muncullah gagasan membuat papan nama Domus Pacis. “Okeeee” semua setuju. Tetapi berbulan-bulan hal ini tak pernah terealisasi. Kemudian gagasan yang kerap dibicarakan adalah membuat nomor rumah dengan tulisan “Gang Lada No. ....” Kata “Gang Lada” disebutkan karena dalam alamat selalu dicantumkan “Gang Lada” sebelum kata Puren yang menunjuk nama dusun tempat Domus Pacis berada.

Pada suatu hari Rama Agoeng mengatakan “Nomer setunggal, nggih. Griya-griya Gang Lada rak dereng onten nomere” (Nomor 1 saja, ya. Bukankah rumah-rumah Gang Lada belum ada nomornya). Semua menyetujui. Karena lama tak terealisasi, ketika tentang nomor disinggung, muncul usulan lain. Ada yang mengusulkan angka 2 dan ada juga yang mengusulkan angka 5. “Wah sae niku. Jan-jane angka lima kalih loro niku isa padha maknane” (Itu baik. Sebenarnya makna angka 5 dan 2 kan sama saja) kata Rama Bambang yang disahut oleh Rama Yadi “Kok ngaten?” (Mengapa begitu?). Rama Bambang pun menjelaskan “Lima nek dimistik isa dadi loro lan loro isa dadi lima. Niki dhek jaman togel lho” (Angka lima dapat secara mistik dapat berarti lima begitu sebaliknya. Ini ketika masyarakat mengalami marak toto gelap, lho) dan semua pun tertawa. Namun demikian pembuatan nomor untuk rumah Domus Pacis pun hingga pengumuman KPU penyelanggaraan pemilihan capres-cawapres pada tanggal 22 Juli 2014 sudah tidak menjadi pikiran rama-rama walau belum terealisasi. Ketika beberapa minggu lalu disinggung lagi, Rama Bambang mengatakan “Pojokan ler pun ngangge nomer siji” (Rumah pojok Utara sudah memakai nomer 1).  Padahal Domus Pacis terbentang dari Utara hingga Selatan di Gang Lada.  Eeeee, pada tanggal 23 Juli 2014 Rama Bambang mendapatkan kiriman gambar foto dari Rama Agoeng. Di situ tergambar tonggal dengan tulisan “Lada” baris atas dan angka “5” baris bawah.