Makan
pagi bersama Domus Pacis Senin 29 September 2014 ternyata menjadi peristiwa
khusus. Khusus bukan karena sajian menunya. Yang ikut makan pun biasa: Rama
Yadi, Rama Harto, Rama Tri Wahyono, Rama Agoeng, Rama Biyanto, Rama Giyono, dan
Rama Bambang. Sebenarnya sesudah doa penutup, yang dipimpin oleh Rama Yadi,
beberapa sudah siap keluar meninggalkan kamar makan. Tetapi tiba-tiba Rama
Biyanto berkata “Saya nanti jam 09.00 minta pamit akan kembali ke Pastoran”.
Kata-kata ini membuat semua rama terdiam di tempat duduk masing-masing. Rama Bi
kemudian mengucapkan kata-kata terima kasih telah mengalami suasana kebersamaan
dengan Komunitas Rama Domus Pacis. Kata-kata Rama Bi kemudian tersendat ketika
mengatakan “Di Domus saya dapat mengalami makan bersama dengan rama-rama”. Rama
Bi terdiam dan suasana ruang makanpun seperti membeku. Seakan menahan sedu
tangis terpendam Rama Biyanto berkata dengan terbata-bata “Ini tidak saya alami
dalam dua tempat penugasan terakhir. Rama-rama biasa omong cinta kasih, tetapi
makan bersama ternyata sulit terjadi ...... Besok kalau saya sudah dapat
berjalan dengan enak saya akan datang seminggu sekali ikut makan bersama ke
sini”.
Suasana
agak mencair ketika Rama Bi bertanya di mana dapat membeli tongkat dengan empat
kaki. Rama Bambang memberikan alternatif salah satu apotek yang menjual
barang-barang kesehatan. Tetapi Rama Yadi kemudian menawarkan miliknya yang
sudah tak dipakai. Rama Yadi mengambilnya dan diberikan kepada Rama Biyanto.
Ketika semua rama sudah berada di kamarnya masing-masing, ternyata Rama Bi
dengan tongkat itu datang ke kamar masing-masing rama untuk meminta pamit
secara personal. Beberapa ibu sudah siap menjemput. Yanu, karyawan Pastoran
Pringwulung, juga datang untuk membantu membawakan barang-barang Rama Bi.
Akhirnya pada jam 10.00 Rama Biyanto menuju Pastoran Pringwulung dengan mobil
Rama Agoeng. Rama Agoeng menyopirinya dan Rama Bambang pun ikut mengantar.
0 comments:
Post a Comment