Sabtu, 01 November 2014
Hari Raya Semua Orang Kudus
Warna Liturgi Putih
Bacaan:
Why 7:2-4.9-14; Mzm 24:1-2.3-4ab.5-6; 1Yoh 3:1-3; Mat 5:1-12a
Matius 5:1-12a:
1
Ketika Yesus melihat orang banyak itu, naiklah Ia ke atas bukit dan
setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya. 2 Maka Yesuspun
mulai berbicara dan mengajar mereka, kata-Nya: 3 "Berbahagialah orang
yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan
Sorga. 4 Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan
dihibur. 5 Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan
memiliki bumi. 6 Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan
kebenaran, karena mereka akan dipuaskan. 7 Berbahagialah orang yang
murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan. 8 Berbahagialah
orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah. 9
Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut
anak-anak Allah. 10 Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab
kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. 11
Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan
kepadamu difitnahkan segala yang jahat. 12 Bersukacita dan
bergembiralah, karena upahmu besar di sorga.
Renungan:
Siapa
yang bisa disebut bahagia? Kalau menilik dari sabda bahagia ini maka
yang bisa disebut bahagia adalah mereka yang telah tekun memperjuangkan
hidupnya dan bertahan dalam iman kepercayaan kepada Tuhan. Pada mereka
inilah sebutan bahagia layak dikenakan.
Hari ini Gereja merayakan
hari raya semua orang kudus. Gereja bersyukur atas pribadi-pribadi yang
dipilih Allah karena rahmatNya dan ketekunan mereka memperjuangkan hidup
dan mempertahankan iman. Mereka adalah pribadi-pribadi yang telah
memenangkan kehidupan ini. Aneka kesulitan dan tantangan hidup bisa
dilewati dengan nilai yang tak tekatakan dan terumuskan.
Masing-masing
dari kita menambahkan nama mereka dalam nama kita. Tentunya bukan untuk
gagah-gagahan. Nama itu kita tambahkan agar kita bisa menimba kekuatan
hidup dan iman yang telah mereka menangkan. Maka marilah hari ini
mengingat atau membaca kembali kisah dari para kudus yang ditambahkan
dalam nama kita.
Kontemplasi:
Hadirkan santo atau santa pelindungmu. Berbicaralah secara mendalam dengan santo-santamu.
Refleksi:
Sisi apa yang akan anda kuatkan dalam hidupmu menimba dari semangat santo-santomu?
Doa:
Tuhan semoga ketekunan dan daya tahan iman para santo-santa pelindungku menguatkan dan meneguhkan peziarahan hidupku. Amin.
Perutusan:
Aku akan tekun dalam hidup dan menjaga imanku pada Tuhan.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment