Senin, 27 Oktober 2014
Hari Biasa
warna liturgi Hijau
Bacaan:
Ef. 4:32 - 5:8; Mzm. 1:1-2,3,4,6; Luk. 13:10-17. BcO Keb. 1:16 - 2:24
Lukas 13:10-17:
10
Pada suatu kali Yesus sedang mengajar dalam salah satu rumah ibadat
pada hari Sabat. 11 Di situ ada seorang perempuan yang telah delapan
belas tahun dirasuk roh sehingga ia sakit sampai bungkuk punggungnya dan
tidak dapat berdiri lagi dengan tegak. 12 Ketika Yesus melihat
perempuan itu, Ia memanggil dia dan berkata kepadanya: "Hai ibu,
penyakitmu telah sembuh." 13 Lalu Ia meletakkan tangan-Nya atas
perempuan itu, dan seketika itu juga berdirilah perempuan itu, dan
memuliakan Allah. 14 Tetapi kepala rumah ibadat gusar karena Yesus
menyembuhkan orang pada hari Sabat, lalu ia berkata kepada orang banyak:
"Ada enam hari untuk bekerja. Karena itu datanglah pada salah satu hari
itu untuk disembuhkan dan jangan pada hari Sabat." 15 Tetapi Tuhan
menjawab dia, kata-Nya: "Hai orang-orang munafik, bukankah setiap orang
di antaramu melepaskan lembunya atau keledainya pada hari Sabat dari
kandangnya dan membawanya ke tempat minuman? 16 Bukankah perempuan ini,
yang sudah delapan belas tahun diikat oleh Iblis, harus dilepaskan dari
ikatannya itu, karena ia adalah keturunan Abraham?" 17 Dan waktu Ia
berkata demikian, semua lawan-Nya merasa malu dan semua orang banyak
bersukacita karena segala perkara mulia, yang telah dilakukan-Nya.
Renungan:
Kepala
rumah ibadat gusar kala Yesus menyembuhkan pada hari sabat. Yesus
melakukan itu karena seperti mereka melepaskan lembu dan keledainya dan
membawa mereka ke sumur, walau hari sabat. Bagi Yesus tindakanNya
seperti para gembala yang melepaskan tali domba, ia melepaskan Iblis
yang telah 18 th bercokol dalam tubuh perempuan itu.
Beban 18 tahun
terasa sangat ringan bagi sang perempuan. Beban itu beralih kepada
kepala rumah ibadat dan orang-orang. Pada gilirannya beban mereka
ditambahi dengan rasa malu (bdk. Kuk 13:17).
Tuhan akan selalu
melepaskan beban-beban mereka yang mengandalkanNya. Pada mereka yang
kelegaan akan dialami. Sebaliknya mereka yang penuh curiga dan gundah
gulana pada saatnya akan mendapat malu. Maka marilah kita mengandalkan
Tuhan dan tidak menghalangi orang lain mendapatkan kelegaan orang lain.
Kontemplasi:
Pejamkan matamu dan bayangkan kisah dalam Injil. Ambillah salah satu peran dalam kisah tersebut.
Refleksi:
Tulislah pengalamanmu ketika beban hidupmu dilepaskan.
Doa:
Tuhan, syukur atas pelepasan-pelepasannMu yang melegakan. Semoga aku tidak menjadi penghalang orang lain menerima kelegaan. Amin.
Perutusan:
Aku mengandalkan Tuhan dan bersyukur atas pelepasan-pelepasan yang melegakan.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment