"Kala wingi teng Karanganyar kula taken tiyang-tiyang 'Dha ngerti Rama Agoeng?' Sami mangsuli 'Ngertooooos'" (Kemarin saya tanya orang-orang di Karanganyar 'Apakah tahu Rama Agoeng?' Semua menjawab 'Tahuuuu') kata Rama Bambang hari Senin pagi 27 Oktober 2014 kepada Rama Agoeng ketika makan bersama. "Oooo, mila kuka pikantuk SMS kathah sami ngabari wonten pepanggihan kaliyan Rama Bambang" (Oooo, itulah sebabnya saya mendapat banyak SMS yang mengabarkan bahwa ada pertemuan dengan Rama Bambang). Rama Bambang kemudian berceritera tentang pengalamannya bersama Rama Agoeng. Rama Bambang juga berkata "Kula criyos dhek kula dados pastor teng Klaten Rama Agoeng kelas telu SD" (Saya berceritera ketika saya jadi pastor di Klaten Rama Agoeng kelas 3 Sekolah Dasar) yang dikoreksi oleh Rama Agoeng "Kelas kalih" (Kelas 2). Rama Bambang pada Minggu 27 Oktober 2014 menjadi pembicara dalam pertemuan kaum lansia yang bertemakan "Tuwa Ora Pikun merga Gelem Dituntun" (Jadi Tua Tidan Pikun karena Mau Dituntun).
Kata Bu Anik Murdawa, salah satu anggota panitia penyelenggara, para lansia memang amat antusias. Pengacara pun mengatakan bahwa kursi yang disediakan ada 80 buah. Tetapi pada pagi itu Rama Siwi dan Rama Bondan (para pastor Paroki Santo Pius X Karanganyar) meminta untuk pindah ruang pertemuan yang lebih luas. Ternyata panitia bilang sudah menambah kursi. Ternyata menjelang pertemuan dimulai jumlah peserta ada 148 orang bersama panitia menjadi 155 orang. Pembicaraan difokuskan sekitar hubungan kaum tua dan kaum muda di keluarga dan hubungan lain. Sesudah berbicara dalam kelompok-kelompok kecil dengan pertanyaan "Sebagai orang tua, kira-kira apa yang paling menyusahkan untuk berhubungan dengan yang muda?", ada banyak yang menyampaikan pendapat dan pengalamannya. Pembicaraan berkisar pada soal benturan karena perbedaan gaya hidup dan ungkapan-ungkapan dalam berbicara.
Rama Bambang mengetengahkan kutipan Yohanes 21:18 dengan Injil Macapat tembah mijil. Dengan ayat ini ternyata bagi Yesus kesejatian orang tua adalah kesediaan diatur dan dituntun oleh yang muda walau tidak sesuai yang diinginkannya. Pengalaman Rama Bambang bersedia dituntun oleh Rama Bambang menjadikannya segar dan terus dinamis menemukan banyak hal baru yang masih dapat dijalani sebagai imam tua. Dari sini ternyata muncul usulan agar di Karanganyar ada gerakan kaum tua mau ikut pertemuan-pertemuan yang dipimpin oleh yang muda misalnya dalam doa rosario dan pertemuan lain. Ada juga yang mengungkapkan bahwa sesudah usia menginjak 80 tahun dilarang bersepeda motor oleh anak-anaknya padahal masih merasa bisa sehingga selalu merasa direndahkan. Dengan pertemuan ini beliau menemukan cahaya hati bersyukur atas kasih anak-anaknya.
0 comments:
Post a Comment