Minggu 19 Oktober 2014
Hari Minggu Biasa XXIX,
Hari Minggu Evangelisasi
warna liturgi Hijau
Bacaan:
Yes. 45:1,4-6; Mzm. 96:1,3,4-5,7-8,9-10ac; 1Tes. 1:1-5b; Mat. 22:15-21. BcO Sir. 26:1-4,9-18
Matius 22:15-21:
15
Kemudian pergilah orang-orang Farisi; mereka berunding bagaimana mereka
dapat menjerat Yesus dengan suatu pertanyaan. 16 Mereka menyuruh
murid-murid mereka bersama-sama orang-orang Herodian bertanya
kepada-Nya: "Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur dan
dengan jujur mengajar jalan Allah dan Engkau tidak takut kepada siapapun
juga, sebab Engkau tidak mencari muka. 17 Katakanlah kepada kami
pendapat-Mu: Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau
tidak?" 18 Tetapi Yesus mengetahui kejahatan hati mereka itu lalu
berkata: "Mengapa kamu mencobai Aku, hai orang-orang munafik? 19
Tunjukkanlah kepada-Ku mata uang untuk pajak itu." Mereka membawa suatu
dinar kepada-Nya. 20 Maka Ia bertanya kepada mereka: "Gambar dan tulisan
siapakah ini?" 21 Jawab mereka: "Gambar dan tulisan Kaisar." Lalu kata
Yesus kepada mereka: "Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu
berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan
kepada Allah."
Renungan:
"Berikanlah kepada Kaisar apa
yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib
kamu berikan kepada Allah" (Mat 22:21).
Ketika membaca ini aku
teringat berita tv yang menyiarkan tentang safari politik presiden
terpilih Jokowi kepada lawan-lawan politiknya. Kita ingat betapa
kerasnya serangan lawan politik kepadanya, juga ke hal-hal yang pribadi
banget. Namun ketika terpilih Jokowi berinisiatif menemui mereka. Lalu
apa hubungan tindakan ini dengan bacaan yang kukutip tadi?
Saya
melihat Jokowi mampu membedakan persoalan pribadi dan kepentingan
bangsa. Kalau mementingkan harga diri pribadi, ia bisa saja mencari
aneka cara untuk menyingkirkan mereka yang menghinanya kala kedudukan
sebagai presiden sah menjadi miliknya. Namun yang dia pilih adalah
membela kepentingan bangsa. Karena mengedepankan kepentingan bangsa maka
ia pun mengusahakan keteduhan politik demi kebaikan bersama. Hak kaisar
dan hak Allah dia berikan secara tepat.
Kita pun bisa belajar
memilah dan memilih mana yang menjadi hak kaisar dan hak Allah. Ketika
kepentingan yang lebih besar sedang kita perjuangkan kita tidak perlu
merasa harus memenuhi keinginan kita, apalagi keinginan balas dendam.
Ketentraman, perdamaian, kesejahteraan, kejujuran dan cinta kasih
menjadi kunci mereka yang mencintai Allah, sesama dan bangsa, serta
pastinya mencintai dirinya.
Kontemplasi:
Bayangkan dirimu memilah dan memilih serta mewujudkan hak kaisar dan hak Allah.
Refleksi:
Tulislah pengalamanmu ketika harus membela sesuatu walau sebenarnya hatimu sakit.
Doa:
Tuhan semoga aku tidak menjadi sandungan dan mampu memberikan persembahan diri secara tepat dan benar. Amin.
Perutusan:
Aku akan memilah dan memilih tindakan yang tepat dan benar.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment