Sunday, October 26, 2014
SYUKUR 1 SURA
Sebenarnya Rama Bambang selalu merasa keberatan bila harus memberikan pelayanan di tempat yang harus berjalan agak jauh dan atau gedung dengan tangga cukup banyak. Tetapi Rama Bambang selalu kalah terhadap warga yang menjanjikan agar dia tetap nyaman dengan kondisi difabelnya. Hal ini juga terjadi pada Jumat malam 24 Oktober 2014. Panitia Misa 1 Sura di Gua Maria Kerep Ambarawa (GMKA) sudah sejak lama meminta agar Rama Bambang memimpin. Ternyata panitia memang mempersiapkan dengan bagus untuk keperluan si rama. Ketika tiba di Kerep pada hampir jam 19.00, Rama Bambang yang disertai para relawan dan relawati Domus Pacis (Mas Handoko, Mas Heru, Bu Mumun, Bu Rini, dan Bu Kardi) langsung disambut anggota panitia yang mendorong kursi roda. Di ruang pastoran santapan malam sesuai dengan diet rama pun sudah tersedia sementara para relawan Domus mendapatkan nasi soto seperti semua yang terlibat tugas Misa 1 Suro. Seusai makan Rama Bambang didandani dengan pakaian tradisional Jawa.
Acara menyambut Tahun Baru Jawa 1 Suro dimulai pada jam 20.00 dengan doa rosario. Mengetahui persediaan 1000 botol air suci dan 1000 pincuk (piring dari daun) bubur Suro, jumlah umat tentu lebih dari 1000 orang karena sesudah misa amat banyak yang tidak mendapatkan bagian. Panitia menjaga agar satu orang hanya mengambil satu botol dan 1 pincuk bubur. Misa dimulai pada jam 21.00 dengan petugas kor dan iringan gamelan (musik tradisional Jawa) dari Paroki Banyumanik. Panitia juga dari Paroki Banyumanik, yaitu Kelompok Doa Keluarga Aktif Mendalami Iman (KODO KAMI). Kelompok ini dulu dibentuk oleh almarhum Rama Kardinal Darmojuwono ketika posisinya sudah sebagai pastor pembantu di Paroki Banyumanik. Dan salah satu ujud misa juga untuk memperingati 100 tahun kelahiran almarhum yanng tepatnya pada tanggal 2 November 2014. Pada jam 11.00 misa selesai dan Rama Bambang sampai di Domus Pacis pada jam 01.30 tanggal 25 Oktober 2014 karena ikut mengantar ibu-ibu relawati di rumahnya.
Rama Bambang dalam acara itu mengalami kegembiraan khusus bukan hanya karena diminta melayani misa khusus untuk sebagian umat Kevikepan Semarang. Ada beberapa pengalaman khusus yang baginya sebagai karya Roh: 1) Pengalaman mendapatkan izin khusus masuk Seminari sebagai remaja cacad pincang dari almarhum Rama Kardinal pada tahun 1969; 2) Pengalaman di Manila membaca artikel 1 Sura di Majalah Tempo pada tahun 1990 yang memberikan terang latar belakang kultural ketika sedang kebingungan memahami data pembuatan tesis tentang sikap para anggota Dewan Paroki dari Paroki Katedral, Paroki Salam, dan Paroki Pugeran; 3) Pengalaman belajar dan mebiasakan diri dengan tembang Macapat sesudah berada di rumah tua Domus Pacis. Ini semua tentu sangat ikut melandasi dalam mengembangan pastoral ketuaan yang kini digeluti.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment