Senin, 13 Oktober 2014
Honoratus Kosminski, Aleksandrina Maria da Costa
warna liturgi Hijau
Bacaan:
Gal. 4:22-24,26-27,31 - 5:1; Mzm. 113:1-2,3-4,5a,6-7; Luk. 11:29-32. BcO Sir. 11:11-28
Lukas 11:29-32:
29
Ketika orang banyak mengerumuni-Nya, berkatalah Yesus: "Angkatan ini
adalah angkatan yang jahat. Mereka menghendaki suatu tanda, tetapi
kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus. 30
Sebab seperti Yunus menjadi tanda untuk orang-orang Niniwe, demikian
pulalah Anak Manusia akan menjadi tanda untuk angkatan ini. 31 Pada
waktu penghakiman, ratu dari Selatan itu akan bangkit bersama orang dari
angkatan ini dan ia akan menghukum mereka. Sebab ratu ini datang dari
ujung bumi untuk mendengarkan hikmat Salomo, dan sesungguhnya yang ada
di sini lebih dari pada Salomo! 32 Pada waktu penghakiman, orang-orang
Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan mereka akan menghukumnya.
Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat waktu mereka mendengarkan
pemberitaan Yunus, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada
Yunus!"
Renungan:
Membaca bacaan hari ini saya membayangkan
betapa lelahnya Yesus menghadapi orang-orang yang tidak segera percaya
dan bertobat. Ia pun sempat menyebut, "Angkatan ini adalah angkatan yang
jahat" (Luk 11:29).
Pernah ada sebuah keluarga bercerita betapa
lelahnya mereka menghadapi salah satu anaknya yang terkena narkoba.
Beberapa kali mereka harus menebus. Kondisi ini membawa pada dilema. Di
satu sisi ia ingin membiarkan anaknya dipenjara untuk memberi efek jera,
namun di lain sisi tidak tega anaknya berada dalam tahanan.
Belajar
dari bacaan hari ini rasanya memang perlu sikap tegas. Ada keberanian
mengatakan sesuatu yang mesti dikatakan. Rasa tidak tega seringkali
malah menghambat pendidikan dan pertobatan. Pertanyaan kita, mungkinkah
kita tega pada anak yang berulang-ulang melakukan kesalahan fatal?
Apakah yang menghambat kita untuk mendidik dan memberikan efek jera?
Kontemplasi:
Carilah
tempat yang tenang. Temukan pengalaman-pengalaman yang membuatmu lelah
dan penyebabnya. Bertanyalah dalam dirimu apakah engkau tega mendidik
dirimu sendiri dan sesamamu dengan memangkas penyebab kelelahanmu.
Refleksi:
Apa yang membuatmu merasa "lelah" dan bagaimana mengatasinya?
Doa:
Ya
Yesus, semoga kala lelah aku selalu ingat padaMu yang selalu konsisten
menghadirkan Kerajaan Allah. KonsistenMu itu kekuatanku. Amin.
Perutusan:
Aku akan menimba semangat Yesus dalam menjalankan perutusanNya walau harus menghadapi jalan terjal.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment