Jagongan Iman tahap kedua untuk kelompok Bantul terjadi pada Senin 20 Oktober 2014 jam 15.00-17.00 di rumah Ibu Sunarjo. Ada 24 orang peserta yang terdiri dari 17 ibu dan 7 bapak. Ketika datang para peserta mengambil minum dan snak dan sebelum pulang bersantap sore bersama. Pertemuan tahap kedua membahas pokok Syahadad Iman yang berbunyi "dan akan Yesus Kristus, Putra-Nya yang tunggal" (saha ing Kanjeng Gusti Yesus Kristus, Putra Dalem ontang-anting). Terhadap pokok ini para peserta diminta mengajukan pertanyaan yang menjadi soal sulit. Sesudah berbicara dengan teman-teman dekat duduknya muncul beberapa soal yang secara umum berkisar pada dua macam permasalahan:
- Kalau kita juga disebut putra-putri Allah, mengapa Tuhan Yesus disebut Putra Tunggal?
- Bagaimana bisa Allah memiliki anak?
- Allah tidak sama dengan manusia. Kalau Yesus disebut Anak Allah, hal ini tentu bukan putra biologis.
- Ini soal kesatuan ilahi. Bapa dan Putra adalah satu sebagaimana Yesus berkata "Aku dan Bapa adalah satu" (Yoh 10:30) dan "Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku" (Yoh 14:10).
- Itu adalah misteri ilahi yang tidak terjangkau oleh akal budi manusia.
- Itu adalah karya Roh yang paling tinggi yang tidak ada bandingnya.
- Kalau kita diangkat jadi anak-anak Allah, itu terjadi sesudah Yesus menjadi manusia.
- Yang membuat orang-orang menjadi anak-anak Allah adalah kepercayaan kepada Yesus (lih Yoh 1:12).
Ternyata istilah "satu-satunya pengantara" menjadi pembicaraan seru. Beberapa peserta menanyakan kaitannya dengan para suci termasuk terutama Santa Maria. Tidak sedikit dari para peserta yang terbiasa dengan doa dengan pengantaraan santo atau santa bahkan terutama Santa Maria. Namun demikian ketika secara pelahan-lahan para peserta diajak untuk memperhatikan kata-kata yang muncul dalam doa terhadap santo santa, mereka menyadari bahwa mereka terutama mohon didoakan. Hal ini amat jelas dalam doa-doa litani dengan refren "doakanlah kami". Rama Bambang kemudian menambahkan peran khusus Bunda Maria sebagai patron iman Gereja sehingga ada ungkapan Per Mariam ad Jesum (lewat Maria sampai pada Yesus). Kita dapat memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita dan lewat Bunda Maria kita dapat dekat dengan Yesus Sang Pengantara antara kita dengan Allah. Di sini ada catatan bahwa pemahaman ini tidak boleh membuat kita menyalahkan secara semena-mena pada umat yang menggunakan teks-teks devosional yang mengandung rumusan-rumusan tidak tepat sesuai ajaran Gereja. Namun kita, apabila memimpin doa dan berhadapan dengan teks tidak tepat, harus berusaha mengucapkan secara tepat dengan mengubahnya tanpa mengganggu suasana.
0 comments:
Post a Comment