Minggu, 11 Mei 2014
HARI MINGGU PASKAH IV
Hari Minggu Panggilan
warna liturgi Putih
Bacaan
Kis. 2:14a,36-41; Mzm. 23:1-3a,3b-4,5,6; 1Ptr. 2:20b-25; Yoh. 10:1-10
Yohanes 10:1-10:
1
"Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya siapa yang masuk ke dalam kandang
domba dengan tidak melalui pintu, tetapi dengan memanjat tembok, ia
adalah seorang pencuri dan seorang perampok; 2 tetapi siapa yang masuk
melalui pintu, ia adalah gembala domba. 3 Untuk dia penjaga membuka
pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya dan ia memanggil
domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar. 4
Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka
dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya. 5
Tetapi seorang asing pasti tidak mereka ikuti, malah mereka lari dari
padanya, karena suara orang-orang asing tidak mereka kenal." 6 Itulah
yang dikatakan Yesus dalam perumpamaan kepada mereka, tetapi mereka
tidak mengerti apa maksudnya Ia berkata demikian kepada mereka. 7 Maka
kata Yesus sekali lagi: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Akulah pintu
ke domba-domba itu. 8 Semua orang yang datang sebelum Aku, adalah
pencuri dan perampok, dan domba-domba itu tidak mendengarkan mereka. 9
Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan
masuk dan keluar dan menemukan padang rumput. 10 Pencuri datang hanya
untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka
mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.
Renungan:
Hari
ini adalah hari minggu panggilan. Kita masih bersyukur bahwa sampai
sekarang ini masih banyak orang muda memberikan dirinya untuk
mengabdikan dirinya menjadi seorang imam, bruder dan suster. Walau
diakui kadang perkembangannya sangat fluktuatif. Pada suatu saat ada
banyak postulat di suatu congregasi Sr tertentu, namun pada tahun lain
kosong.
Ketersediaan imam, bruder dan suster merupakan tanggung
jawab seluruh umat di mana pun berada. Dukungan dan kerelaan pribadi
tiap keluarga Katolik menjadi kunci terjaminnya tenaga imam, bruder dan
suster. Bahkan hadirnya imam yang baik pun menjadi tanggungjawab seluruh
umat, bukan hanya tanggung jawab bapak uskup atau seminari. Ketika kita
merindukan hadirnya para gembala yang mempunyai kasih, mengenal domba-domba,
berani bertanggungjawab, suci dll maka kita pun perlu terlibat
"mendidik" para imam dalam hidup harian mereka. Imam dan umat perlu
saling bekerjasama untuk menghadirkan citra imam yang selaras dengan
Gembala baik, imam yang mampu menjadi pintu masuk pada Kerjaan Allah.
Selamat
merayakan hari panggilan dan marilah kita merelakan diri mendukung
hadirnya panggilan di keluarga kita masing-masing serta selalu terlibat dalam
pendidikan terus-menerus bagi para imam, bruder dan suster.
Kontemplasi:
Bayangkan
seorang imam yang kauimpikan. Kenakan impianmu itu pada imam parokimu
ataupun imam yang kaukenal. Ketika ada yang tidak pas, bantulah
menatanya agar impianmu pas dipakai oleh imam itu.
Refleksi:
Apa yang bisa anda lakukan untuk terlibat dalam mendidik para imam, bruder dan suster.
Doa:
Tuhan,
semoga panggilanMu bertumbuh. Bukalah kerelaan keluarga2 untuk
mempersembahkan putera-puterinya. Dan bukalah hati para imam, bruder dan
suster untuk menerima "pendidikan" dari para umat. Amin.
Perutusan:
Aku aktif menggalakkan panggilan menjadi dan mendidik imam, bruder dan suster.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment