Jumat, 09 Mei 2014
Maria Katarina dr St. Agustinus,
Georgius Preca, Katarina dr Bologna
warna liturgi Putih
Bacaan
Kis. 9:1-20; Mzm. 117:1,2; Yoh. 6:52-59
Yohanes 6:52-59:
52 Orang-orang Yahudi bertengkar antara sesama mereka dan berkata:
"Bagaimana Ia ini dapat memberikan daging-Nya kepada kita untuk
dimakan." 53 Maka kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum
darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu. 54 Barangsiapa
makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan
Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman. 55 Sebab daging-Ku adalah
benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman. 56
Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku
dan Aku di dalam dia. 57 Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan
Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa yang memakan Aku, akan
hidup oleh Aku. 58 Inilah roti yang telah turun dari sorga, bukan roti
seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa
makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya." 59 Semuanya ini dikatakan
Yesus di Kapernaum ketika Ia mengajar di rumah ibadat.
Renungan:
Sekarang ini kita menemukan banyak sekolah-kampus dan lembaga-lembaga
pendidikan dan kursus lainnya. Di sanalah tempat orang menerima aneka
macam pengajaran. Guru-dosen mengajar siswa-mahasiswa di tempat-tempat
tersebut.
Saya tertarik dengan kata-kata dalam Injil Yoh 6:59, "Semuanya ini
dikatakan Yesus di Kapernaum ketika Ia mengajar di rumah ibadat." Rumah
ibadat menjadi tempat istimewa bagi Yesus untuk mengajar. Banyak orang
pun menerima pengajaran Yesus di rumah ibadat tersebut. Dan rumah ibadat
menjadi pilihan orang untuk mengembangkan ilmu keimanan dan mungkin
juga ilmu-ilmu yang lain.
Saya membayangkan andai Gereja, pastoran-pastoran sekarang ini bisa menjadi
tempat jujugan orang untuk belajar. Banyak orang yang terlibat di sana
saling mengajar dan belajar. Gereja menjadi pusat studi umatnya dan
warga sekitar.
Kontemplasi:
Bayangkan orang-orang datang ke Gereja dan lingkungannya. Mereka datang untuk
saling mendalami hidup beriman dan aneka ilmu hidup yang lain. Gereja
menjadi pusat studi umat dan warga sekitar.
Refleksi:
Tulislah pengalamanmu dalam pengembangan pengajaran iman di gereja.
Doa:
Yesus, Engkau mengajar segala sesuatu di rumah ibadat. Banyak orang pun
menerima berkat pengajaranMu di sana. Semoga gereja-gereja pun bisa menjadi
pusat pengajaran banyak orang, istimewanya dalam hal iman. Amin.
Perutusan:
Aku akan aktif mendorong pengembangan dan penggunaan gereja menjadi pusat studi, khususnya iman.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment