Jumat, 23 Mei 2014
Yohana Antida Thouret
warna liturgi Putih
Bacaan
Kis. 15:22-31; Mzm. 57:8-9,10-12; Yoh. 15:12-17
Yohanes 15:12-17:
12 Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku
telah mengasihi kamu. 13 Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada
kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. 14 Kamu
adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan
kepadamu. 15 Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu,
apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat,
karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah
Kudengar dari Bapa-Ku. 16 Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah
yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan
menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta
kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. 17 Inilah perintah-Ku
kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain."
Renungan:
Di minggu-minggu ini saya saksikan ada aneka macam akrobat pertemanan di peta
politik Indonesia. Si A yang kemarin bersahabat dg si B beralih ke C
karena B merasa tidak diperjuangkan A. Si D lebih memilih E daripada F
karena E memberikan tawaran jabatan tertentu. Persahabatan sangat
ditentukan oleh terpenuhi tidaknya kepentingan dirinya. Kalau
kepentingannya tak terpenuhi maka ia pun akan pergi dan mencari yang mau
memenuhi kepentingannya.
Lain halnya dengan persahabatan Yesus. Persahabatan yang ditawarkan oleh
Yesus adalah persahabatan atas dasar kasih. Kasih yang memberikan
nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. Saya melihat seseorang bisa dikatakan
sahabat kalau ia rela memberi dan tidak mengutamakan meminta, apalagi
meminta untuk dirinya sendiri. Sang sahabat itu rela memberikan
nyawanya. Maka kalau hanya kepentingannya tidak terpenuhi ia tidak akan
mempermasalahkan. Dalam terang ini maka ia yang kecewa karena
kepentingannya tak terpenuhi lalu pergi tidaklah layak disebut sahabat.
Marilah kita terus belajar pada kasih sahabat kita Kristus yang berkenan menyerahkan nyawaNya untuk kita.
Kontemplasi:
Pejamkan matamu sejenak. Hadirkan orang-orang yang dekat dan mendekatimu. Datangkan kembali peristiwa-peristiwa persahabatanmu dengan mereka.
Refleksi:
Sejauh mana anda hadir sebagai seorang sahabat?
Doa:
Tuhan Yesus terima kasih telah mengangkatku menjadi sahabatMu. Semoga aku pun tertular oleh gaya persahabatanMu. Amin.
Perutusan:
Aku akan menimba makna persahabatan Yesus.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment