Selasa, 27 Mei 2014
Agustinus dr Canterbury
warna liturgi Putih
Bacaan
Kis. 16:22-34; Mzm. 138:1-2a,2bc-3,7c-8; Yoh. 16:5-11
Yohanes 16:5-11:
5
tetapi sekarang Aku pergi kepada Dia yang telah mengutus Aku, dan tiada
seorangpun di antara kamu yang bertanya kepada-Ku: Ke mana Engkau
pergi? 6 Tetapi karena Aku mengatakan hal itu kepadamu, sebab itu hatimu
berdukacita. 7 Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih
berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi,
Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku
akan mengutus Dia kepadamu. 8 Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan
dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman; 9 akan dosa, karena mereka
tetap tidak percaya kepada-Ku; 10 akan kebenaran, karena Aku pergi
kepada Bapa dan kamu tidak melihat Aku lagi; 11 akan penghakiman, karena
penguasa dunia ini telah dihukum.
Renungan:
Kepergian
seseorang yang ada dalam hati kita bisa jadi membuat kita terpuruk.
Namun bisa juga sebaliknya, kejadian itu bisa membuat seseorang bangkit.
Saat kelas 1 SD ada satu temanku menangis keras-keras karena ditinggal
pulang pengantarnya. Ia pun marah-marah pada pak guru. Hari berikutnya dia
tidak masuk lagi dan ternyata sudah pindah sekolah. Di sisi lain ada
seorang ibu harus menjagai, merawat dan membesarkan 5 orang anaknya
karena ditinggal mati suaminya. Ia bertahan hidup sendirian sampai
sekarang ini. Anak-anaknya pun menyelesaikan studi dengan baik. Ia memang
sangat kehilangan suaminya namun ia tidak larut dalam kepedihan karena
anaknya banyak. Ia pun menggunakan keahliannya untuk mempertahankan
hidupnya juga anak-anaknya.
Pengalaman ditinggal yang diharapkan memang
tidak mudah. Namun hidup ini terus berjalan. Kepedihan boleh saja
dirasakan namun tak perlu bertahan dalam suasana sedih karena
kehilangan. Bila kita ingin mendapatkannya lagi (walau kadang harus
dalam bentuk yang berbeda) kita perlu bangkit dan memohon RohNya.
Ditinggalkan adalah kesempatan untuk berpijak pada diri sendiri. "Adalah
lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi,
Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku
akan mengutus Dia kepadamu" (Yoh 16:7). Selalu ada penghiburan saat
kepedihan menghampiri kita.
Kontemplasi:
Pejamkan sejenak
matamu. Ingatlah satu peristiwa yang membuatmu merasa ditinggalkan.
Temukan penghiburan yang kaualami kala kepedihan menghampirimu.
Refleksi:
Tulislah daftar penghiburan yang bisa menghapus kepedihanmu.
Doa:
Yesus
kuatkanlah hati setiap orang yang sedang merasa ditinggalkan. Semoga
mereka pun menemukan Roh Penghiburan yang Kauutus. Amin.
Perutusan:
Aku akan menjadi orang yang mampu bertahan dan mengatasi kepedihanku hari ini.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment