Selasa, 13 Mei 2014
Maria dr Fatima, Maria Dominica Mazzarello
warna liturgi Putih
Bacaan
Kis. 11:19-26; Mzm. 87:1-3,4-5,6-7; Yoh. 10:22-30
Yohanes 10:22-30:
22
Tidak lama kemudian tibalah hari raya Pentahbisan Bait Allah di
Yerusalem; ketika itu musim dingin. 23 Dan Yesus berjalan-jalan di Bait
Allah, di serambi Salomo. 24 Maka orang-orang Yahudi mengelilingi Dia
dan berkata kepada-Nya: "Berapa lama lagi Engkau membiarkan kami hidup
dalam kebimbangan? Jikalau Engkau Mesias, katakanlah terus terang kepada
kami." 25 Yesus menjawab mereka: "Aku telah mengatakannya kepada kamu,
tetapi kamu tidak percaya; pekerjaan-pekerjaan yang Kulakukan dalam nama
Bapa-Ku, itulah yang memberikan kesaksian tentang Aku, 26 tetapi kamu
tidak percaya, karena kamu tidak termasuk domba-domba-Ku. 27
Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka
mengikut Aku, 28 dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan
mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun
tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku. 29 Bapa-Ku, yang memberikan
mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapapun, dan seorangpun tidak
dapat merebut mereka dari tangan Bapa. 30 Aku dan Bapa adalah satu."
Renungan:
Suatu
kali seorang bapak merasa sedih karena anaknya bertanya: "Ayah
mencintaiku atau tidak?" Pertanyaan itu diajukan karena sang anak merasa
ayahnya jarang sekali mempunyai waktu bersama keluarga. Tiap hari sang
ayah bekerja dari pagi sampai malam. Kalau lagi libur sang ayah malah
mendatangi aneka macam acara. Sang ayah sedih karena segala sesuatu yang
telah dilakukan (kerja, perkumpulan) tidak dirasakan anaknya sebagai
perwujudan cintanya. Kini sang anak pun menanti ungkapan cinta sang
ayah.
Yesus pun menghadapi orang-orang yang menantikan pernyataan
diriNya sebagai Mesias: "Berapa lama lagi Engkau membiarkan kami hidup
dalam kebimbangan? Jikalau Engkau Mesias, katakanlah terus terang kepada
kami" (Yoh 10:24). Walau banyak tanda kehadiran Sang Mesias yang telah
dibuat oleh Yesus, orang-orang itu tetap jengkel karena Yesus tidak
mengatakan mesianitas diriNya.
Ada banyak tanda dan bukti di sekitar
kehidupan kita. Namun seringkali kita mengharapkan Allah berbicara: ini
lo kebaikanKu kepadamu. Namun patutlah kita mengingat bahwa banyak orang
yang mengatakan kata-kata seperti itu belum tentu dia sungguh berbuat
seperti itu. Kita perlu mensyukuri tanda-tanda dan bukti-bukti nyata di sekitar
kita walau sering tidak terkatakan dengan baik.
Kontemplasi:
Bayangkan ayah dan ibumu yang jarang berkata namun banyak melakukan tindakan kasih kepadamu.
Refleksi:
Tulislah syukurmu atas segala kasih Allah di sekitar hidupmu.
Doa:
Ya Tuhan ajarilah kami menangkap tanda-tanda kehadiran Mesianitas PuteraMu Tuhan Yesus kami. Amin.
Perutusan:
Aku akan bersyukur atas segala kebaikan yang telah kuterima.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment