Kolom "Pastoral Ketuaan" akayang tak bisan menyajikan tulisan tentang bagaimana menata hidup
batin. Tulisan ini ditulis oleh Henri J.M. Nouwen dalam buku Tarian Kehidupan yang diterjemahkan
secara anonim dan tidak dinyatakan dari penerbit dan percetakan apa.
Rahmat Kedukaan
Berduka membuat kita miskin; dengan kuat sekali mengingatkan akan kekerdilan kita. Namun begitu, justru di sini, di dalam kesakitan atau kemiskinan atau kecanggungan, Si Penari mengundang kita untuk bangkit dan melakukan langkah-langkah pertama. Karena di dalam penderitaan kita, bukan di luar itu, Yesus memasuki kesedihan kita, menggenggam tangan kita, menarik kita dengan lembut untuk bangkit berdiri, dan mengundang kita untuk menari. Kita menemukan jalan untuk berdoa, seperti dikatakan pemazmur: "Aku yang meratap telah Kauubah menjadi seorang yang menari-nari" (Mazmur 30:12) karena, di pusat kesedihan kita, kita menemukan rahmat Allah.

Dan ketika kita menari, kita sadar bahwa kita tak perlu tinggal di titik kecil kesedihan kita, tetapi dapat melampauinya. Kita berhenti memusatkan hidup kita pada diri kita sendiri. Kita menarik orang-orang lain bersama kita dan mengundang mereka dalam tarian yang lebih luas. Kita belajar untuk memberi ruang bagi orang-orang lain - dan Orang Lain Yang Penuh Rahmat di tengah-tengah kita. Dan ketika kita hadir di depan Allah serta umat Allah, kita mempunyai hidup yang lebih kaya. Kita memahami bahwa seluruh dunia adalah lantai dansa kita.
Langkah kita menjadi lebih ringan karena Allah telah mengundang orang-orang lain untuk ikut menari juga.
dari Turn My Mourning Into Dancing
0 comments:
Post a Comment