Kolom "Pastoral Ketuaan" akayang tak bisan menyajikan tulisan tentang bagaimana menata hidup
batin. Tulisan ini ditulis oleh Henri J.M. Nouwen dalam buku Tarian Kehidupan yang diterjemahkan
secara anonim dan tidak dinyatakan dari penerbit dan percetakan apa.
Keberangkatan

Misteri besar Allah yang menjadi Allah-beserta-kita mempunyai implikasi radikal bagi cara kita memberikan layanan rawat kepada mereka yang menghadapi kematian. Ketika Allah ingin mati dengan dan untuk kita, kitapun harus mati dengan dan untuk satu sama lain. Akan tetapi tragisnya, pertama-tama kita berpikir tentang kematian kita lebih dahulu sebagai suatu peristiwa yang memisahkan kita dari orang lain. Itu suatu keberangkatan. Itu meninggalkan orang lain. Itu suatu akhir dari relasi-relasi yang berharga. Itu suatu awal dari kesepian. Bagi kita, kematian pokoknya benar-benar suatu perpisahan dan bahkan lebih jelek lagi suatu perpisahan yang menetap.
Namun Yesus mati demi kita sehingga kematian kita tidak lagi harus hanya berupa perpisahan. Kematian-Nya membuka kemungkinan bagi kita untuk membuat kematian kita sendiri sebagai suatu jalan untuk bersatu dan bersekutu. Itulah putaran balik radikal yang dimungkinkan oleh iman kita. Tetapi membuat putaran tidak terjadi secara spontan. Dibutuhkan layanan rawat.

Memberi layanan rawat bagi orang yang menghadapi kematian berarti membuat mereka menghidupi kematian mereka sebagai jalan untuk mengumpulkan di sekeliling mereka, tidak saja mereka yang datang berkunjung, tidak saja bagi keluarga dan sahabat-sahabat, tetapi semua kemanusiaan, yang masih hidup maupun yang sudah mati. Jikalau kita berkata bahwa tidak baik bagi seorang manusia untuk mati sendirian, kita menyentuh suatu misteri yang dalam. Itulah misteri bahwa justru di dalam kematian kita perlu bersekutu dengan orang lain, lebih dari kapanpun. Perjalanan hidup kita adalah perjalanan yang perlu dilakukan bersama orang lain, lebih dari perjalanan apapun.
dari Our Greatest Gift
0 comments:
Post a Comment