Kolom "Pastoral Ketuaan" akayang tak bisan menyajikan tulisan tentang bagaimana menata hidup
batin. Tulisan ini ditulis oleh Henri J.M. Nouwen dalam buku Tarian Kehidupan yang diterjemahkan
secara anonim dan tidak dinyatakan dari penerbit dan percetakan apa.
Keindahan dan Kesedihan
Ya Tuhan, kasih-Mu yang berlimpah tampak hari ini dalam alam indah berkelimpahan. Matahari menyelimuti ladang-ladang luas dari Lembah Genesee. Langit biru dengan susunan awan yang menyenangkan di sana-sini; pemohonan gundul tetapi telah menunjukkan datangnya musim baru dengan dedaunan hijau; ladang-ladang masih gelap namun begitu menjanjikan. Aku memandang dari perbukitan di atas lembah dan terkagum-kagum akan keindahan menyeluruh dari dunia tempat tinggalku. Aku dipenuhi dengan perasaan syukur, tetapi juga dengan perasaan bahwa hidup itu singkat. Ketika aku melihat tanah yang subur, aku merenung tentang ibuku yang dimakamkan di dalam tanah serupa beberapa bulan berselang, dan suatu kesedihan yang aneh memancar di dalam pengalaman akan keindahan. Aku tak bisa lagi menceritakan kepadanya apa yang kulihat, juga tidak dapat menulis kepadanya tentang musim semi yang baru, yang selalu disambutnya dengan sukacita besar. Kehidupan baru, dedaunan hijau yang baru, bunga-bunga baru, apa saja baru; tetapi musim semi ini ia tidak akan memanggil namaku dan berkata, "Lihat di sini, lihatlah di sana!" Namun Engkau, ya Tuhan, berkata "Benih gandum harus mati untuk menghasilkan panenan besar". Aku percaya bahwa kematiannya akan menghasilkan buah-buah. Pada hari kebangkitan-Mu, untuk mana aku mempersiapkan diriku, adalah juga tanda bahwa ada harapan bagi semua orang yang mati. Karena itu, biarkan kesedihanku menjadi kedukaan yang membuatku makin bergairah untuk mengikuti-Mu di jalan salib dan sesudahnya, menuju pagi Paskah dengan kubur yang kosong. Biarkan keindahan bumi memperdalam sukacitaku sekaligus kedukaanku, sehingga dengan demikian membuatku makin dekat dengan-Mu, Tuhanku, Penebusku. Amin.
dari A Cry for Mercy
0 comments:
Post a Comment