Kolom
"Pastoral Ketuaan" akayang tak bisan menyajikan tulisan tentang
bagaimana menata hidup
batin. Tulisan ini ditulis ole bahwa Engkau menantiku dan akan
menyambutku pulang ke rumah ketika aku betrteh Henri J.M. Nouwen dalam
buku Tarian Kehidupan yang diterjemahkan
secara anonim dan tidak dinyatakan dari penerbit dan percetakan apa.
Mendirikan Kemah
Yesus, yang di dalam diri-Nya berdiam kepenuhan Allah, telah menjadi rumah kita. Dengan menjadikan rumah-Nya berada di dalam kita, kita boleh membuat rumah kita di dalam Dia. Dengan masuk ke dalam keintiman kepribadian kita yang terdalam, Dia menawarkan kesempatan untuk masuk ke dalam keintiman-Nya dengan Allah. Dengan memilih kita sebagai rumah tinggal yang disukai-Nya, Dia mengundang kita untuk memilih-Nya sebagai rumah tinggal yang kita sukai. Inilah misteri inkarnasi. Hal ini dinyatakan dengan indahnya dalam perayaan Eakaristi ketika imam menuangkan sedikit air ke dalam anggur, seraya berkata: Dengan percampuran air dan anggur ini, semoga kita dapat berbagi dalam keilahian Dia yang mengosongkan diri-Nya untuk berbagi dalam kemanusiaan kita". Kasih Allah kepada kita yang tak terukur dinyatakan dalam perjumpaan suci ini. Allah begitu ingin untuk memenuhi kerinduan terdalam kita akan rumah sehingga Allah memutuskan untuk mendirikan rumah-Nya di dalam diri kita. Jadi kita tetap dapat menjadi manusia sepenuhnya dan tetap mempunyai rumah kita di dalam Allah. Di dalam rumah yang baru ini perbedaan di antara jarak jauh dan dekat tak ada lagi. Allah, yang berada paling jauh menjadi paling dekat, dengan mengambil rupa kemanusiaan kita yang fana. Dengan begitu, Allah meniadakan semua pembedaan di antara "jauh" dan "dekat" serta menawarkan kepada kita suatu keintiman di dalam mana kita dapat paling menjadi diri kita ketika kita menjadi paling serupa dengan Allah.
dari In the House of the Lord
0 comments:
Post a Comment