Kolom
"Pastoral Ketuaan" akayang tak bisan menyajikan tulisan tentang
bagaimana menata hidup
batin. Tulisan ini ditulis oleh Henri J.M. Nouwen dalam
buku Tarian Kehidupan yang diterjemahkan
secara anonim dan tidak dinyatakan dari penerbit dan percetakan apa.
Kekinian Abadi
Kehidupan abadi. Di manakah dia? Kapankah terjadi? Sudah lama aku merenungkan kehidupan abadi sebagai kehidupan setelah seluruh hari ulang tahunku habis. Dalam sebagian besar hidupku aku telah membicarakan mengenai kehidupan abadi sebagai "hidup sesudahnya", sebagai "hidup setelah mati". Tetapi semakin tua, aku semakin kurang berminat kepada "hari sesudahnya". Merasa khawatir tidak hanya mengenai esok hari, tahun depan, dan dekade berikutnya, bahkan hidup sesudah mati rupanya merupakan pemikiran semu. Kalau aku bertanya-tanya mengenai bagaimana jadinya aku sesudah aku mati, sebagian terbesarnya seperti merupakan suatu pembelokan. Jikalau tujuanku yang jelas adalah kehidupan abadi, kehidupan itu harus sudah bisa dicapai sekarang, di mana aku berada, karena kehidupan abadi adalah kehidupan di dalam dan dengan Allah, dan Allah berada di mana aku berada, di sini dan sekarang.
Misteri besar kehidupan spiritual - hidup di dalam Allah - adalah bahwa kita tidak perlu menunggu perwujudannya sebagai sesuatu yang akan terjadi di belakang hari. Yesus berkata: "Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu". Tinggal di dalam yang ilahi inilah kehidupan abadi. Kehadiran aktif Allah di dalam pusat kehidupan inilah - gerakan Roh Allah di dalam diri kita - yang memberi kita kehidupan abadi.
dari Here and Now
DENGAN RENUNGAN TENTANG "KEKINIAN ABADI", SELESAILAH SAJIAN DARI BUKU TARIAN KEHIDUPAN
0 comments:
Post a Comment