Kolom
"Pastoral Ketuaan" akayang tak bisan menyajikan tulisan tentang
bagaimana menata hidup
batin. Tulisan ini ditulis ole bahwa Engkau menantiku dan akan
menyambutku pulang ke rumah ketika aku betrteh Henri J.M. Nouwen dalam
buku Tarian Kehidupan yang diterjemahkan
secara anonim dan tidak dinyatakan dari penerbit dan percetakan apa.
Rumah Keintiman
Namun di dunia ini berjuta-juta orang tidak mempunyai rumah. Sebagian tidak punya rumah karena penderitaan pribadinya, sedangkan yang lain karena terusir dari kota dan negara mereka. Di dalam penjara-penjara, rumah sakit jiwa, kamp pengungsi, apartemen kota yang tersembunyi, rumah-rumah jompo dan rumah-rumah singgah, kita mendapat secercah gambaran orang-orang yang tidak punya rumah di abad ini.
Akan tetapi, keadaan tidak-punya-rumah ini juga tampak secara kurang dramatis. Ketika memberi kuliah kepada para mahasiswa universitas yang datang dari banyak negara bagian dan negara, aku tersentak melihat betapa kesepiannya mereka. Bertahun-tahun mereka hidup di dalam kamar yang sempit, dikelilingi orang-orang asing, jauh dari keluarga dan sahabat-sahabat mereka. Hanya ada sedikit ruang privat dan bahkan lebih sedikit komunitas di dalam hidup mereka. Terlebih, mereka tidak punya hubungan dengan anak-anak atau orang-orang usia lanjut. Jarang mereka berada dalam pertetanggaan yang menyambut mereka atau suatu komunitas iman yang mendukung, dan hanya sangat sedikit dari mereka kenal keluarga-keluarga di mana mereka dapat singgah sewaktu-waktu serta merasa seperti di rumah. Aku jadi menganggap situasi di mana beribu-ribu orang dewasa muda itu hidup adalah "normal", tetapi ketika aku menelitinya lebih dekat maka tidak sulit untuk memahami betapa begitu banyak orang merasa tak punya akar dan bahkan merasa hilang.
dari In the House of the Lord
0 comments:
Post a Comment