Kehadiran Rama Hantoro di Domus Pacis ternyata sungguh fenomenal bagi Komunitas Rama Domus Pacis. Beliau memang selalu tampil ceria dan amat bersemangat kalau bercerita pengalaman. Beliau memang mudah gaul dengan karyawan dan relawan Domus. Tetapi lebih dari itu keberadaan Rama Hantoro di Domus telah mendatangkan amat banyak jenis makanan. "Kowe dha njaluk apa? Sesuk ana sing arep tilik aku" (Kamu sekalian minta apa? Besok ada yang akan mengunjungi aku) kata-kata ini tidak jarang muncul dari mulutnya bila akan ada tamu. Bahkan beliau beberapa kali juga berkata "Nek minuman, dha seneng apa?" (Kalau ada minuman, apa yang disukai?). Pada suatu ketika Rama Bambang berkata "Nek butuhe mesin cuci?" (Bagaimana kalau yang dibutuhkan mesin cuci?). Ternyata Rama Hantoro "Yoh. Aku tak ngabari" (Ya, aku kasih info).
Semua yang disanggupkan oleh Rama Hantoro ternyata terealisasi. Banyak umat Paroki Kebondalem, Semarang, yang mengunjungi beliau. Di Domus Pacis Rama Hantoro sedang menjalani pemulihan dari sakit kaki yang digibs akibat kecelakaan di Secang, Magelang. Untunglah beliau bersedia kontrol dokter di RS Panti Rapih sehingga ada relawan yang siap mengantar. Namun yang sungguh fenomenal adalah sikap berbagi beliau yang amat besar. Dari segala oleh-oleh amat banyak yang disajikan untuk semua rama bahkan karyawan di Domus Pacis. Meja-meja di kamar makan Domus penuh dengan makanan. Alat-alat mandi jadi amat banyak tersedia. Mesin cuci Samsung datang dan Rama Yadi membuat surat ucapan terima kasih. Ketika Rama Bambang berkata "Jan-jane sing paling favorit nggo mangan ki nek ana krupuke" (Sebetulnya yang favorit dalam menu makan adalah kerupuk), ternyata beberapa rombongan tamu Rama Hantoro yang datang berbeda hari membawa banyak kerupuk khas Kebondalem dengan merk Laksa. Salah satu tamu berkata "Krupuknya jangan dikasih di toples. Untuk menjaga segar simpan di almari es". Kini almari es kamar makan Domus Pacis penuh dengan kerupuk dari Kebon Dalem.
0 comments:
Post a Comment