Kamis, 19 Februari 2015
Hari Kamis sesudah Rabu Abu
warna liturgi Ungu
Bacaan:
Ul. 30:15-20; Mzm. 1:1-2,3,4,6; Luk. 9:22-25. BcO Kel. 1:1-22
Lukas 9:22-25:
22
Dan Yesus berkata: "Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan
dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu
dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga." 23 Kata-Nya kepada mereka
semua: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya,
memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku. 24 Karena barangsiapa
mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi
barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya. 25
Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan
atau merugikan dirinya sendiri?
Renungan:
Suatu kali saya
pergi ke pasar Beringharjo Jogja. Aku naik ke tempat yang jual tambang.
Di situ kulihat seorang ibu tua duduk menjajakan barang dagangannya. Aku
tidak bertanya apa-apa kepada orang itu. Aku hanya diam memandangnya
dari jauh. Bayanganku melanglang pada kekaguman. Di usianya yang mungkin
sudah tua sekali ibu itu tetap bekerja.
Dalam kesempatan lain aku
melihat ibu tua memikul rumput di punggungnya. Ia berjalan pelan
melewati pematang sawah. Sekali lagi aku hanya terpesona menontonnya.
Dua
kisah itu membawaku pada gambaran orang-orang yang memikul salibnya.
Mereka bertahan bekerja secara tekun sampai usia senja. Walau beban
berat tak ada keluh dalam dirinya. Perlahan namun pasti semua
dilaluinya.
Kontemplasi:
Pejamkan matamu. Artikan kalimat ini:
"Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya,
memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku."
Refleksi:
Apa arti salib bagimu?
Doa:
Tuhan, semoga aku mampu memikul salibku sampai pada tujuannya. Dampingilah aku selalu. Amin.
Perutusan:
Aku akan memikul salibku dan mengikuti Tuhan.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment