Jumat, 27 Februari 2015
S. Gabriel dari Bunda Berdukacita
warna liturgi Ungu
Bacaan:
Yeh. 18:21-28; Mzm. 130:1-2,3-4ab,4c-6,7-8; Mat. 5:20-26. BcO Ul. 15:1-18
Matius 5:20-26:
20 Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar
dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi,
sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. 21 Kamu
telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan
membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum. 22 Tetapi Aku berkata
kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum;
siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke
Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam
neraka yang menyala-nyala. 23 Sebab itu, jika engkau mempersembahkan
persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada
dalam hati saudaramu terhadap engkau, 24 tinggalkanlah persembahanmu di
depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu
kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu. 25 Segeralah berdamai
dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dengan dia di tengah jalan,
supaya lawanmu itu jangan menyerahkan engkau kepada hakim dan hakim itu
menyerahkan engkau kepada pembantunya dan engkau dilemparkan ke dalam
penjara. 26 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar
dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas.
Renungan:
Dalam beberapa percakapan ada yang menganggap enteng hidup keagamaan.
Mereka tidak perhatian dengan hal-hal yang berbau rohani. Ada yang
sempat mengungkap, "Ngapain ikut misa terus tapi hidupnya tidak
menunjukkan tanda-tanda orang beriman. Mending tidak ikut misa tapi
peduli dengan sesama."
Yesus masih memandang penting hidup keagamaan. "Jika hidup keagamaanmu
tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan
orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan
Sorga" (Mat 5:20). Ia mengajak kita untuk benar dalam hidup keagamaan.
Bagaimanapun iman kepercayaan kita adalah iman kepercayaan dalam satu
communio. Kita percaya pada Yesus karena kepercayaan para rasul dalam
persekutuannya. Mereka menghayati itu dalam aneka hidup keagamaannya.
Kalau kita mau meneguhkan iman kita kita tetap perlu menjaga dan
menghidupi keagamaan kita. Dan kehidupan keagamaan itu menyemangati
hidup harian. Keduanya berkesinambungan, tak terpisah.
Kontemplasi:
Ambilah sikap doa. Hadirkan hidup keagamaanmu. Amatilah hidup keagamaanmu.
Refleksi:
Mengapa anda perlu menjaga dan memelihara hidup keagamaanmu?
Doa:
Tuhan, semoga aku tekun dalam menghidupi hidup keagamaanku. Dan semoga hidup keagamaanku benar. Amin.
Perutusan:
Aku akan membangun hidup keagamaanku secara benar.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment