Untuk program Jagongan Iman yang terjadi pada bulan Januari 2015, dua kelompok melaksanakan pada hari yang berturutan. Kelompok Murangan Timur masuk dalam pertemuan kelima pada Selasa 27 Januari 2015, dan Kelompok Ngireng-ireng melakukan pertemuan terakhir atau kedua belas pada Rabu 28 Januari 2015.
Kelompok Murangan Timur
Kelompok ini memperdalam pokok Syahadat Katolik kepercayaan pada Yesus Kristus yang "turun ke dalam kerajaan maut, pada hari ketiga bangkit dari antara orang mati". Dari pembicaraan yang melibatkan 17 orang peserta (11 ibu dan 6 bapak) muncul makna iman bagi kehidupan harian:
- Itu adalah konsekuensi Allah yang menjadi manusia sehingga ada tolerasi ilahi terhadap mereka yang berada dalam siksa kematian (karena kata "kerajaan maut" dalam terjemahan Jawa dulu adalah "neraka"). Hal ini memotivasi umat untuk bertindak kasih.
- Sebagai tindakan penyelamatan secara tuntas, yaitu sekali untuk selamanya. Dan ini menjadi contoh bagaimana Tuhan mengunjungi yang menderita.
632 Penegasan Perjanjian Baru yang begitu sering
tentang Yesus yang "bangkit dari antara orang mati" (Kis 3:15; Rm 8:11; 1 Kor 15:20)
mengandaikan bahwa sebelum kebangkitan Ia tinggal di tempat penantian orang
mati. Itulah arti pertama yang diberikan oleh pewartaan para Rasul mengenai
turunnya Yesus ke dunia arwah: Yesus mengalami kematian seperti semua manusia
dan masuk dengan jiwa-Nya ke tempat perhentian orang mati. Tetapi Ia turun ke
tempat ini sebagai Penyelamat dan memaklumkan Warta gembira kepada jiwa-jiwa
yang tertahan di sana.
633
Kitab Suci menamakan tempat perhentian orang mati, yang dimasuki Kristus
sesudah kematian-Nya "neraka", "Sheol"
atau "hades", karena mereka yang tertahan
di sana tidak memandang Allah'. Itulah keadaan semua orang yang mati sebelum
kedatangan Penebus, apakah mereka jahat atau jujur. Tetapi itu tidak berarti
bahwa mereka semua mempunyai nasib sama. Yesus menunjukkan hal itu kepada kita
dalam perumpamaan tentang Lasarus yang miskin, yang
diterima "dalam pangkuan Abraham". "Jiwa orang jujur, yang
menantikan Penebus dalam pangkuan Abraham, dibebaskan Kristus Tuhan waktu Ia
turun ke dunia orang mati" (Catech. R. 1,6,3).
Yesus tidak datang ke dunia orang mati untuk membebaskan orang-orang terkutuk
dari dalamnya', juga tidak untuk menghapuskan neraka, tempat terkutuk, tetapi
untuk membebaskan orang-orang benar, yang hidup sebelum Dia.
634
"Juga kepada orang-orang mati, Injil diwartakan" (1 Ptr 4:6). Dengan turunnya Yesus ke dunia orang mati,
selesailah sudah penyampaian Warta gembira mengenai keselamatan. Itulah tahap
terakhir perutusan Yesus sebagai Mesias -- tahap yang
menurut rentang waktu sangat singkat, tetapi menurut nilainya tidak dapat
diukur: penyebarluasan karya penebusan kepada semua orang dari segala waktu dan
tempat, karena penebusan diperuntukkan bagi semua orang benar.
Kelompok Ngireng-ireng
Kelompok ini dalam pertemuan terakhir berbicara tentang kepercayaan akan "kehidupan kekal". Yang datang dalam pertemuan ini ada 26 orang (18 ibu dan 8 bapak). Dari pembicaraan muncul butir-butir sebagai berikut:
- Hidup kekal dimengerti sebagai keadaan tanpa permulaan dan akhir. Awal dan akhir adalah kehidupan di dunia fana. Bagi manusia di dunia Tuhan adalah alfa dan omega.
- Dalam keabadian yang ada adalah keselamatan kekal dan kebinasaan kekal. Keselamatan kekal adalah kehidupan abadi yang menjadi tujuan hidup di dunia.
- Syarat untuk mendapatkan kehidupan kekal adalah percaya pada Sabda Tuhan Yesus. Yang percaya pada Tuhan akan selamat.
1020 Warga Kristen yang menyatukan
kematiannya dengan kematian Yesus, menganggap kematian sebagai pertemuan dengan
Yesus dan sebagai langkah masuk ke dalam kehidupan abadi. Kalau Gereja
mengucapkan - untuk terakhir kalinya - kata-kata pengampunan atas nama Kristus
untuk warga Kristen yang dalam sakratul maut, dan memeteraikannya - untuk
terakhir kalinya - dengan pengurapan yang menguatkan, dan memberikan kepadanya
Kristus dalam bekal perjalanan sebagai makanan untuk pejalanan, ia berkata
kepadanya dengan ketegasan yang lemah lembut:
"Bertolaklah
dari dunia ini, hai saudara (saudari) dalam Kristus, atas nama Allah Bapa yang
maha kuasa, yang menciptakan engkau; atas nama Yesus Kristus, Putera Allah yang
hidup, yang. menderita sengsara untuk engkau; atas nama Roh Kudus, yang
dicurahkan atas dirimu; semoga pada hari ini engkau ditempatkan dalam
ketenteraman dan memperoleh kediaman bersama Allah di dalam Sion yang suci,
bersama Maria Perawan yang suci dan Bunda Allah, bersama santo Yosef dan
bersama semua malaikat dan orang kudus Allah. ... Kembalilah kepada Penciptamu,
yang telah mencipta engkau dari debu tanah. Apabila engkau berpisah dari
kehidupan ini, semoga Maria bersama semua malaikat dan orang kudus datang menyongsong
engkau. ... Engkau akan melihat Penebusmu dari muka ke muka..." (Doa
penyerahan jiwa).
1021 Kematian mengakhiri kehidupan
manusia, masa padanya, ia dapat menerima atau menolak rahmat ilahi yang
diwahyukan di dalam Kristus Bdk.
2 Tim 1:9-10.. Perjanjian Baru berbicara
mengenai pengadilan, terutama dalam hubungan dengan pertemuan definitif dengan
Kristus pada kedatangan-Nya yang kedua. Tetapi berulang kali ia juga mengatakan
bahwa setiap orang langsung sesudah kematiannya diganjari sesuai dengan
pekerjaan dan imannya. Perumpamaan tentang Lasarus yang miskin Bdk. Luk 16:22. dan kata-kata
yang Kristus sampaikan di salib kepada penyamun yang baik Bdk. Luk 23:43., demikian juga
teks-teks lain dalam Perjanjian Baru Bdk.
2 Kor 5:8; Flp 1:23; Ibr 9:27; 12:23., berbicara
tentang nasib tetap bagi jiwa Bdk.
Mat 16:26., yang dapat berbeda-beda untuk masing-masing
manusia. 1038, 679
1022 Pada saat kematian setiap
manusia menerima ganjaran abadi dalam jiwanya yang tidak dapat mati. Ini
berlangsung dalam satu pengadilan khusus, yang menghubungkan kehidupannya
dengan Kristus: entah masuk ke dalam kebahagiaan surgawi melalui suatu
penyucian Bdk. Konsili Lyon: DS 857-858; Konsili
Firense: DS 1304-1306; Konsili Trente: DS 1820., atau langsung
masuk ke dalam kebahagiaan surgawi Bdk. Benediktus
XII: DS 1000-1001; Yohanes XXII: DS 990. ataupun mengutuki diri
untuk selama-lamanya Bdk. Benediktus XII: DS
1002..
"Pada
malam kehidupan kita, kita akan diadili sesuai dengan cinta kita" (Yohanes
dari Salib, dichos 64).
1023 Orang yang mati dalam rahmat
dan persahabatan Allah dan disucikan sepenuhnya, akan hidup selama-lamanya
bersama Kristus. Mereka serupa dengan Allah untuk selama-lamanya, karena mereka
melihat Dia "dalam keadaan-Nya yang sebenarnya" (1 Yoh 3:2) dari muka
ke muka Bdk.
1 Kor 13:12; Why 22:4..
"Kami
mendefinisikan berkat wewenang apostolik, bahwa menurut penetapan Allah yang
umum, jiwa-jiwa semua orang kudus... dan umat beriman yang lain, yang mati
sesudah menerima Pembaptisan suci Kristus, kalau mereka memang tidak memerlukan
suatu penyucian ketika mereka mati,... atau, kalaupun ada sesuatu yang harus
disucikan atau akan disucikan, ketika mereka disucikan setelah mati,... sudah
sebelum mereka mengenakan kembali tubuhnya dan sebelum pengadilan umum, sesudah
Kenaikan Tuhan dan Penyelamat kita Yesus Kristus ke surga sudah berada dan akan
berada di surga, dalam Kerajaan surga dan firdaus surgawi bersama Kristus,
sudah bergabung pada persekutuan para malaikat yang kudus, dan sesudah
penderitaan dan kematian Tuhan kita Yesus Kristus, jiwa-jiwa ini sudah melihat
dan sungguh melihat hakikat ilahi dengan suatu pandangan langsung, dan bahkan
dari muka ke muka, tanpa perantaraan makhluk apa pun" (Benediktus XII: DS
1000; bdk. LG 49).
1024 Kehidupan yang sempurna
bersama Tritunggal Mahakudus ini, persekutuan kehidupan dan cinta bersama
Allah, bersama Perawan Maria, bersama para malaikat dan orang kudus, dinamakan
"surga". Surga adalah tujuan terakhir dan pemenuhan kerinduan
terdalam manusia, keadaan bahagia tertinggi dan definitif. 260, 326, 2794, 1718 1025 Hidup di
dalam surga berarti "ada bersama Kristus" Bdk.
Yoh 14:3; Flp 1:23; 1 Tes 4:17.. Kaum terpilih
hidup "di dalam Dia", mempertahankan, atau lebih baik dikatakan,
menemukan identitasnya yang sebenarnya, namanya sendiri Bdk. Why 2:17.:
"Hidup
berarti ada bersama Kristus; di mana ada Kristus, di sana dengan sendirinya ada
kehidupan, di sana ada Kerajaan" (Ambrosius, Luc. 10,121).
1026 Oleh kematian dan
kebangkitan-Nya, Yesus Kristus telah "membuka" surga bagi kita.
Kehidupan orang bahagia berarti memiliki secara penuh buah penebusan oleh Kristus.
Ia mengundang mereka, yang selalu percaya kepada-Nya dan tetap setia kepada
kehendak-Nya, mengambil bagian dalam kemuliaan surgawi-Nya. Surga adalah
persekutuan bahagia dari semua mereka yang bergabung sepenuhnya dengan Dia. 793
1030 Siapa yang mati dalam rahmat
dan dalam persahabatan dengan Allah, namun belum disucikan sepenuhnya, memang
sudah pasti akan keselamatan abadinya, tetapi ia masih harus menjalankan satu
penyucian untuk memperoleh kekudusan yang perlu, supaya dapat masuk ke dalam
kegembiraan surga.
1033 Kita tidak dapat disatukan
dengan Allah, kalau kita tidak secara sukarela memutuskan untuk mencintai Dia.
Tetapi kita tidak dapat mencintai Allah, kalau melakukan dosa berat terhadap
Dia, terhadap sesama kita, atau terhadap diri sendiri: "Barang siapa tidak
mengasihi, ia tetap di dalam maut. Setiap orang yang membenci saudaranya,
adalah seorang pembunuh manusia. Dan kamu tahu, bahwa tidak ada seorang
pembunuh yang memiliki hidup kekal di dalam dirinya" (1 Yoh 3:14-15).
Tuhan kita memperingatkan kita, bahwa kita dipisahkan dari-Nya, apabila kita
mengabaikan perhatian kita kepada kebutuhan-kebutuhan mendesak dari orang
miskin dan kecil, yang adalah saudara dan saudari-Nya Bdk.
Mat 25:3146.. Mati dalam dosa berat, tanpa
menyesalkannya dan tanpa menerima cinta Allah yang berbelas-kasihan, berarti
tinggal terpisah dari-Nya untuk selama-lamanya oleh keputusan sendiri secara
bebas. Keadaan pengucilan diri secara definitif dari persekutuan dengan Allah
dan dengan para kudus ini, dinamakan "neraka". 1861, 393, 633
1035 Ajaran Gereja mengatakan bahwa
ada neraka, dan bahwa neraka itu berlangsung sampai selama-lamanya. Jiwa orang-orang
yang mati dalam keadaan dosa berat, masuk langsung sesudah kematian ke dunia
orang mati, di mana mereka mengalami siksa neraka, "api abadi" Bdk. DS 76; 409; 411; 801; 858; 1002; 1351; 1575; SPF 12..
Penderitaan neraka yang paling buruk adalah perpisahan abadi dengan Allah;
hanya di dalam Dia manusia dapat menemukan kehidupan dan kebahagiaan, karena
untuk itulah ia diciptakan dan itulah yang ia rindukan. 393
1038 Sesudah kebangkitan semua
orang mati "baik orang yang benar maupun yang tidak benar" (Kis 24:15),
menyusullah pengadilan terakhir. Itulah saatnya, di mana "semua orang yang
di dalam kubur akan mendengar suara-Nya. Dan mereka yang telah berbuat baik
akan keluar dan bangkit untuk hidup yang kekal, tetapi mereka yang telah
berbuat jahat akan bangkit untuk dihukum" (Yoh 5:28-29). Lalu, "Anak
Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia.
... Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan
mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari
kambing. Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan
kambing-kambing di sebelah kiri-Nya. ... Dan mereka ini akan masuk ke tempat
siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup kekal" (Mat
25:31.32-33.46). 678-679, 1001, 998
1040 Pengadilan terakhir akan berlangsung
pada kedatangan kembali Kristus yang mulia. Hanya Bapa yang mengetahui hari dan
jam, Ia sendiri menentukan, kapan itu akan terjadi. Lalu, melalui Putera-Nya
Yesus Kristus Ia akan menilai secara definitif seluruh sejarah. Kita akan
memahami arti yang terdalam dari seluruh karya ciptaan dan seluruh tata
keselamatan dan akan mengerti jalan-jalan-Nya yang mengagumkan, yang di atasnya
penyelenggaraan ilahi telah membawa segala sesuatu menuju tujuannya yang
terakhir. Pengadilan terakhir akan membuktikan bahwa keadilan Allah akan menang
atas segala ketidak-adilan yang dilakukan oleh makhluk ciptaan-Nya, dan bahwa
cinta-Nya lebih besar dari kematian Bdk.
Kid 8:6.. 637, 314
1041 Kabar mengenai pengadilan
terakhir mengajak manusia supaya bertobat, selama Allah masih memberi kepada
mereka "waktu rahmat", satu "hari penyelamatan" (2 Kor
6:2). Kabar itu membangkitkan ketakutan suci akan Allah dan mewajibkan orang
melakukan keadilan Kerajaan Allah. Ia mengumumkan "pengharapan yang penuh
bahagia" (Tit 2:13) akan parusia (?) Tuhan yang akan datang, "untuk
dimuliakan di antara orang kudus-Nya, dan untuk dikagumi oleh semua orang yang
percaya" (2 Tes 1:10). 1432, 2854
1042 Pada akhir zaman Kerajaan
Allah akan diselesaikan. Sesudah pengadilan umum, semua orang yang benar, yang
dimuliakan dengan jiwa dan badannya, akan memerintah bersama Kristus sampai
selama-lamanya, dan semesta alam akan dibaharui.
"Gereja
itu baru akan mencapai kepenuhannya dalam kemuliaan di surga, bila akan tiba
saatnya segala sesuatu diperbaharui, dan bila bersama dengan umat manusia dunia
semesta pun, yang berhubungan erat dengan manusia dan bergerak ke arah
tujuannya melalui manusia, akan diperbaharui secara sempurna dalam
Kristus" (LG 48).
1043 Kitab Suci melukiskan
pembaharuan yang penuh rahasia itu, yang akan mengubah umat manusia dan dunia,
sebagai "langit yang baru dan bumi yang baru" (2 Ptr 3:13) Bdk. Why 21:1.. Pada waktu
itu keputusan Allah, untuk "mempersatukan di dalam Kristus sebagai kepala
segala sesuatu, baik yang di surga maupun yang di bumi" (Ef 1:10), akan
dilaksanakan secara definitif. 671, 518, 280
1044 Kalau Allah menjadikan
"semuanya baru" (Why 21:5) dalam Yerusalem surgawi, Ia akan mempunyai
tempat tinggal-Nya di antara manusia. "Ia akan menghapuskan segala air
mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi
perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita. Sebab segala sesuatu yang lama
itu sudah berlalu" (Why 21:4) Bdk.
Why 21:27..
1045 Bagi manusia,
penyempurnaan ini akan menjadi perwujudan akhir kesatuan bangsa manusia, yang
dikehendaki Allah sejak penciptaan dan yang diragakan Gereja musafir dalam
bentuk "sakramen" (LG 1). Mereka yang disatukan dengan Kristus akan
membentuk satu persekutuan orang-orang tertebus, "kota suci Allah"
(Why 21:2), "mempelai Anak Domba" (Why 21:9). Persekutuan ini tidak
akan menderita lagi karena dosa, ketidak-murnian Bdk.
Why 21:27., cinta diri, yang merusakkan persekutuan manusia
di dunia ini atau melukainya. Pandangan yang membahagiakan, di mana Allah
membuka Diri kepada orang-orang pilihan secara tidak terbatas, akan merupakan
sumber kebahagiaan, perdamaian, dan persekutuan, yang tidak pernah kering. 775, 1404
1046 Sejauh menyangkut kosmos,
maka menurut wahyu, akan terdapat satu persekutuan nasib yang mendalam antara
dunia material dan manusia:
"Dengan
sangat rindu seluruh makhluk menantikan saat anak-anak Allah dinyatakan....
Bersama itu juga Allah memberi mereka pengharapan: juga ciptaan akan dibebaskan
dari perhambaan dan kebinasaan. ... Sebab kita tahu, bahwa sampai sekarang
segala makhluk sama-sama mengeluh dan sama-sama merasa sakit bersalin. Tetapi
kita yang telah menerima karunia sulung Roh, kita juga mengeluh dalam hati kita
sambil menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh kita"
(Rm 8:19-23).
1047 Maka alam semesta yang tampak,
juga ditentukan untuk dibaharui, "supaya dunia, setelah dikembalikan
kepada keadaannya yang semula, tanpa halangan apa pun dapat melayani
orang-orang benar" (Ireneus, haer. 5,32, 1) dan dengan demikian mengambil
bagian dalam pemuliaan mereka di dalam Yesus Kristus yang bangkit. 1048
"Kita tidak mengetahui, bilamana dunia dan umat manusia akan
mencapai kesudahannya; tidak tahu pula, bagaimana alam semesta akan diubah.
Dunia seperti yang kita kenal sekarang, dan telah rusak akibat dosa, akan
berlalu. Tetapi kita terima ajaran bahwa Allah menyiapkan tempat tinggal baru
dan bumi yang baru, kediaman keadilan, yang kebahagiaannya akan memenuhi dan
melampaui segala kerinduan akan kedamaian, yang timbul dalam hati manusia"
(GS 39, 1). 673
1049 "Akan tetapi janganlah
karena mendambakan dunia baru orang lalu menjadi lemah perhatiannya untuk
mengolah dunia ini. Justru harus tumbuhlah perhatian itu, sehingga
berkembanglah Tubuh keluarga manusia yang baru, yang sudah mampu memberi suatu
bayangan tentang zaman baru. Maka dari itu, sungguhpun kemajuan duniawi harus
dengan cermat dibedakan dari pertumbuhan Kerajaan Kristus, tetapi kemajuan itu
sangat penting bagi Kerajaan Allah, sejauh dapat membantu untuk mengatur
masyarakat manusia secara lebih baik" (GS 39,2). 2820
1061 Seperti Buku terakhir Kitab
Suci Bdk.
Why 22:21., demikian pula syahadat berakhir dengan perkataan
Ibrani "Amin". Perkataan ini sering terdapat pada akhir doa-doa
Perjanjian Baru. Demikian pula Gereja mengakhiri doa-doanya dengan
"Amin". 2856
1062 Perkataan Ibrani
"Amin" berhubungan dengan akar kata yang sama seperti kata
"percaya". Dan akar kata itu berarti keteguhan, keandalan, kesetiaan.
Dengan demikian orang mengerti bahwa Amin berarti kesetiaan Allah terhadap kita
dan kepercayaan kita kepada-Nya. 214
1065 Yesus Kristus sendiri adalah
"Amin" (Why 3:14). Ia adalah Amin dari cinta Bapa yang definitif
terhadap kita; Ia mengambil alih dan menyelesaikan Amin kita kepada Bapa:
"Sebab Kristus adalah 'Ya' bagi semua janji Allah. Itulah sebabnya oleh
Dia kita mengatakan 'Amin' untuk memuliakan Allah" (2 Kor 1:20).
Dengan perantaraan Kristus dan bersama Dia serta bersatu dalam Roh Kudus,
kami menyampaikan kepada-Mu,
Allah Bapa yang mahakuasa,
segala hormat dan pujian,
kini dan sepanjang masa.
A M I N.
Dengan perantaraan Kristus dan bersama Dia serta bersatu dalam Roh Kudus,
kami menyampaikan kepada-Mu,
Allah Bapa yang mahakuasa,
segala hormat dan pujian,
kini dan sepanjang masa.
A M I N.
0 comments:
Post a Comment