Rabu, 25 Februari 2015
Hari biasa Pekan I Prapaskah
warna liturgi Ungu
Bacaan:
Yun. 3:1-10; Mzm. 51:3-4,12-13,18-19; Luk. 11:29-32. BcO Ul.10:12-11:7,26-28
Lukas 11:29-32:
29
Ketika orang banyak mengerumuni-Nya, berkatalah Yesus: "Angkatan ini
adalah angkatan yang jahat. Mereka menghendaki suatu tanda, tetapi
kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus. 30
Sebab seperti Yunus menjadi tanda untuk orang-orang Niniwe, demikian
pulalah Anak Manusia akan menjadi tanda untuk angkatan ini. 31 Pada
waktu penghakiman, ratu dari Selatan itu akan bangkit bersama orang dari
angkatan ini dan ia akan menghukum mereka. Sebab ratu ini datang dari
ujung bumi untuk mendengarkan hikmat Salomo, dan sesungguhnya yang ada
di sini lebih dari pada Salomo! 32 Pada waktu penghakiman, orang-orang
Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan mereka akan menghukumnya.
Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat waktu mereka mendengarkan
pemberitaan Yunus, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada
Yunus!"
Renungan:
Dalam beberapa waktu terakhir ini kita
menyaksikan drama bangsa yang luar biasa. Pribadi-pribadi yang memegang
tampuk pimpinan saling berkonflik. Masing-masing dengan kekuatannya
men-tersangka-kan pihak lawan (kalau bisa dikatakan begitu). Mereka yang
seharusnya bersinergi membawa perbaikan kehidupan bangsa malah
menghadirkan api panas yang membuat bangsa makin penat dengan kewenangan
yang dimiliki. Masyarakat bangsa menanti akhir babak drama ini. Semua
terasa resah dan gelisah.
Ketika mereka yang berada dalam posisi
kuasa berlaku begitu, bukan kedamaian, kesejahteraan dan kebaikan yang
ditemui tetapi malah kekisruhan, kemiskinan dan kejahatan yang berkuasa.
Tentu akan sulit menemukan babak akhir dari drama ini. Satu hal yang
mungkin bisa menjadi jalan adalah pertobatan anak bangsa, khususnya para
pemimpin kuasa. Pembalikan diri mereka menuju pada kebaikan dan juga
ketakutan akan Allah akan memecahkan buntunya akhir drama bangsa ini.
Maka marilah kita dengungkan pertobatan bangsa agar semua anak bangsa
layak hidup dalam kerajaannya.
Kontemplasi:
Pejamkan matamu sejenak. Bayangkan kondisi masyarakat tanpa pertobatan.
Refleksi:
Pertobatan apa yang akan kaubuat?
Doa:
Tuhan, semoga para pemimpin bangsa ini menyadari kesalahannya dan mengambil langkah pertobatan demi kebaikan bangsa ini. Amin.
Perutusan:
Aku akan bertobat.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment