Selasa, 03 Februari 2015
St. Blasius
warna liturgi Hijau
Bacaan:
Ibr. 12:1-4; Mzm. 22:26b-27,28,30,31-32; Mrk. 5:21-43. BcO Rm. 13:-14
Markus 5:21-43:
21
Sesudah Yesus menyeberang lagi dengan perahu, orang banyak
berbondong-bondong datang lalu mengerumuni Dia. Sedang Ia berada di tepi
danau, 22 datanglah seorang kepala rumah ibadat yang bernama Yairus.
Ketika ia melihat Yesus, tersungkurlah ia di depan kaki-Nya 23 dan
memohon dengan sangat kepada-Nya: "Anakku perempuan sedang sakit, hampir
mati, datanglah kiranya dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, supaya ia
selamat dan tetap hidup." 24 Lalu pergilah Yesus dengan orang itu. Orang
banyak berbondong-bondong mengikuti Dia dan berdesak-desakan di
dekat-Nya. 25 Adalah di situ seorang perempuan yang sudah dua belas
tahun lamanya menderita pendarahan. 26 Ia telah berulang-ulang diobati
oleh berbagai tabib, sehingga telah dihabiskannya semua yang ada
padanya, namun sama sekali tidak ada faedahnya malah sebaliknya
keadaannya makin memburuk. 27 Dia sudah mendengar berita-berita tentang
Yesus, maka di tengah-tengah orang banyak itu ia mendekati Yesus dari
belakang dan menjamah jubah-Nya. 28 Sebab katanya: "Asal kujamah saja
jubah-Nya, aku akan sembuh." 29 Seketika itu juga berhentilah
pendarahannya dan ia merasa, bahwa badannya sudah sembuh dari
penyakitnya. 30 Pada ketika itu juga Yesus mengetahui, bahwa ada tenaga
yang keluar dari diri-Nya, lalu Ia berpaling di tengah orang banyak dan
bertanya: "Siapa yang menjamah jubah-Ku?" 31 Murid-murid-Nya menjawab:
"Engkau melihat bagaimana orang-orang ini berdesak-desakan dekat-Mu, dan
Engkau bertanya: Siapa yang menjamah Aku?" 32 Lalu Ia memandang
sekeliling-Nya untuk melihat siapa yang telah melakukan hal itu. 33
Perempuan itu, yang menjadi takut dan gemetar ketika mengetahui apa yang
telah terjadi atas dirinya, tampil dan tersungkur di depan Yesus dan
dengan tulus memberitahukan segala sesuatu kepada-Nya. 34 Maka kata-Nya
kepada perempuan itu: "Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau.
Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!" 35 Ketika Yesus
masih berbicara datanglah orang dari keluarga kepala rumah ibadat itu
dan berkata: "Anakmu sudah mati, apa perlunya lagi engkau
menyusah-nyusahkan Guru?" 36 Tetapi Yesus tidak menghiraukan perkataan
mereka dan berkata kepada kepala rumah ibadat: "Jangan takut, percaya
saja!" 37 Lalu Yesus tidak memperbolehkan seorangpun ikut serta, kecuali
Petrus, Yakobus dan Yohanes, saudara Yakobus. 38 Mereka tiba di rumah
kepala rumah ibadat, dan di sana dilihat-Nya orang-orang ribut, menangis
dan meratap dengan suara nyaring. 39 Sesudah Ia masuk Ia berkata kepada
orang-orang itu: "Mengapa kamu ribut dan menangis? Anak ini tidak mati,
tetapi tidur!" 40 Tetapi mereka menertawakan Dia. Maka diusir-Nya semua
orang itu, lalu dibawa-Nya ayah dan ibu anak itu dan mereka yang
bersama-sama dengan Dia masuk ke kamar anak itu. 41 Lalu dipegang-Nya
tangan anak itu, kata-Nya: "Talita kum," yang berarti: "Hai anak, Aku
berkata kepadamu, bangunlah!" 42 Seketika itu juga anak itu bangkit
berdiri dan berjalan, sebab umurnya sudah dua belas tahun. Semua orang
yang hadir sangat takjub. 43 Dengan sangat Ia berpesan kepada mereka,
supaya jangan seorangpun mengetahui hal itu, lalu Ia menyuruh mereka
memberi anak itu makan.
Renungan:
Sakit yang berkepanjangan
bisa membuat seseorang berputus asa. Semua harta sudah dia keluarkan
untuk mengobati sakitnya, namun tak kunjung sembuh. Orang-orang di
dekatnya pun akan merasakan beratnya. Apalagi bila si sakit tidak
menampakkan tanda-tanda kesembuhan sama sekali. Suasana itu menjadi
pemikiran, dan harapan sembuh tetaplah terpancar dalam diri mereka.
Perempuan
dalam Injil ini telah mengalami pendarahan selama 12 tahun. Hartanya
habis untuk berobat. Mendengar tentang Yesus ia pun berharap mendapatkan
kesembuhan dariNya. Dan ia mendapatkannya.
Usaha dan harapan mesti
tetap hidup dalam diri orang beriman. Pada mereka yang mau berusaha dan
mempunyai harapan akan mendapatkan rahmat penyelamatan.
Kontemplasi:
Pejamkan sejenak matamu. Ingatlah salah satu kegundahan hatimu. Kuatkan pengharapanmu untuk terlepas dari kegundahan itu.
Refleksi:
Apa yang kaulakukan dalam situasi-situasi derita?
Doa:
Tuhan sudilah Engkau mengulurkan tanganMu kepada mereka yang mengalami beban sakit. Berilah mereka hal terbaik. Amin.
Perutusan:
Aku akan meneguhkan harapanku akan kasih Tuhan.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment