Pada Senin 16 Februari 2015 program Jagongan Iman terjadi untuk Kelompok Gondang. Ini terjadi di rumah Ibu Nardi dan dihadiri oleh 24 orang (18 ibu dan 6 bapak). Tema yang dibicarakan adalah bagian Syahadat Katolik yang berkaitan dengan iman kepada Tuhan yesus "turun ke dalam kerajaan maut, pada hari ketiga bangkit dari antara orang mati". Dalam tulisan ini kata "turun ke dalam kerajaan maut" diberi warna merah karena ini menjadi fokus dalam pembicaraan yang amat seru.
Para peserta, yang terdiri dari kaum tua bahkan lansia dan berbicara dalam bahasa Jawa, teringat terjemahan lama yang berbunyi "tedhak dhateng naraka". Kata "kerajaan maut" dalam terjemahan Jawa lama adalah naraka atau neraka. Di dalam pembicaraan ternyata peristiwa wafat Tuhan Yesus hingga turun ke dalam neraka mendapatkan pokok-pokok pemahaman sebagai berikut:
- Tuhan turun ke dalam neraka karena cinta-Nya kepada manusia dan mau menebus atau menyelamatkan semua orang termasuk yang sudah meninggal bahkan di neraka.
- Turun-Nya Yesus ke neraka amat berkaitan dengan misi penebusan yang diemban oleh Tuhan Yesus.
- Manusia adalah citra Dalem Gusti atau gambaran Allah sehingga mendapatkan pemurnian.
- Ketika manusia berdosa surga tertutup atau terkunci sehingga orang tak dapat masuk. Yang bisa membuka adalah Tuhan sendiri. Yesus adalah kunci pintu surga.
632 Penegasan Perjanjian Baru yang begitu sering
tentang Yesus yang "bangkit dari antara orang mati" (Kis 3:15; Rm 8:11; 1 Kor 15:20)
mengandaikan bahwa sebelum kebangkitan Ia tinggal di tempat penantian orang
mati. Itulah arti pertama yang diberikan oleh pewartaan para Rasul mengenai
turunnya Yesus ke dunia arwah: Yesus mengalami kematian seperti semua manusia
dan masuk dengan jiwa-Nya ke tempat perhentian orang mati. Tetapi Ia turun ke
tempat ini sebagai Penyelamat dan memaklumkan Warta gembira kepada jiwa-jiwa
yang tertahan di sana.
633
Kitab Suci menamakan tempat perhentian orang mati, yang dimasuki Kristus
sesudah kematian-Nya "neraka", "Sheol"
atau "hades", karena mereka yang tertahan
di sana tidak memandang Allah'. Itulah keadaan semua orang yang mati sebelum
kedatangan Penebus, apakah mereka jahat atau jujur. Tetapi itu tidak berarti
bahwa mereka semua mempunyai nasib sama. Yesus menunjukkan hal itu kepada kita
dalam perumpamaan tentang Lasarus yang miskin, yang
diterima "dalam pangkuan Abraham". "Jiwa orang jujur, yang
menantikan Penebus dalam pangkuan Abraham, dibebaskan Kristus Tuhan waktu Ia
turun ke dunia orang mati" (Catech. R. 1,6,3).
Yesus tidak datang ke dunia orang mati untuk membebaskan orang-orang terkutuk
dari dalamnya', juga tidak untuk menghapuskan neraka, tempat terkutuk, tetapi
untuk membebaskan orang-orang benar, yang hidup sebelum Dia.
634
"Juga kepada orang-orang mati, Injil diwartakan" (1 Ptr 4:6). Dengan turunnya Yesus ke dunia orang mati,
selesailah sudah penyampaian Warta gembira mengenai keselamatan. Itulah tahap
terakhir perutusan Yesus sebagai Mesias -- tahap yang
menurut rentang waktu sangat singkat, tetapi menurut nilainya tidak dapat
diukur: penyebarluasan karya penebusan kepada semua orang dari segala waktu dan
tempat, karena penebusan diperuntukkan bagi semua orang benar.
0 comments:
Post a Comment