Senin, 6 April
2015
Matius 28:8-15
28:8
Mereka segera pergi dari kubur itu, dengan takut dan dengan sukacita yang besar
dan berlari cepat-cepat untuk memberitahukannya kepada murid-murid Yesus.
28:9
Tiba-tiba Yesus berjumpa dengan mereka dan berkata: "Salam bagimu."
Mereka mendekati-Nya dan memeluk kaki-Nya serta menyembah-Nya.
28:10
Maka kata Yesus kepada mereka: "Jangan takut. Pergi dan katakanlah kepada
saudara-saudara-Ku, supaya mereka pergi ke Galilea, dan di sanalah mereka akan
melihat Aku."
28:11.
Ketika mereka di tengah jalan, datanglah beberapa orang dari penjaga itu ke
kota dan memberitahukan segala yang terjadi itu kepada imam-imam kepala.
28:12
Dan sesudah berunding dengan tua-tua, mereka mengambil keputusan lalu
memberikan sejumlah besar uang kepada serdadu-serdadu itu
28:13
dan berkata: "Kamu harus mengatakan, bahwa murid-murid-Nya datang
malam-malam dan mencuri-Nya ketika kamu sedang tidur.
28:14
Dan apabila hal ini kedengaran oleh wali negeri, kami akan berbicara dengan
dia, sehingga kamu tidak beroleh kesulitan apa-apa."
28:15 Mereka menerima uang itu dan
berbuat seperti yang dipesankan kepada mereka. Dan ceritera ini tersiar di
antara orang Yahudi sampai sekarang ini.
Butir-butir Permenungan
- Tampaknya, dalam hal kebenaran bersaksi atas sebuah peristiwa, yang dapat diandalkan adalah orang-orang yang melihat langsung kejadiannya. Mereka adalah saksi-saksi handal dan dapat dipercaya.
- Tampaknya, meskipun melihat langsung kejadiannya, kalau harus berhadapan dengan urusan hukum, orang dapat takut dan menghindar untuk menjadi saksi. Ternyata dalam hal kesaksian orang yang melihat langsung dapat membelokkan kebenaran demi uang yang diterima.
- Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, sekalipun terancam oleh rekayasa orang-orang yang rakus uang dan kedudukan, kalau berani meredam rasa takutnya orang akan mengalami kedamaian sejati di kedalaman batinnya karena mengatakan hal-hal benar. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan dikuasai oleh keberanian berkata dan bertindak benar sekalipun berhadapan dengan berbagai macam tantangan dan risiko.
Ah, ketakutan itu wajar dan amat manusiawi.
0 comments:
Post a Comment