Kamis, 30 April 2015
St. Pius V, Benediktus dr Urbino
warna liturgi Putih
Bacaan:
Kis. 13:13-25; Mzm. 89:2-3,21-22,25,27; Yoh. 13:16-20. BcO Why. 15:5-16:21
Yohanes 13:16-20:
16
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi
dari pada tuannya, ataupun seorang utusan dari pada dia yang
mengutusnya. 17 Jikalau kamu tahu semua ini, maka berbahagialah kamu,
jika kamu melakukannya. 18 Bukan tentang kamu semua Aku berkata. Aku
tahu, siapa yang telah Kupilih. Tetapi haruslah genap nas ini: Orang
yang makan roti-Ku, telah mengangkat tumitnya terhadap Aku. 19 Aku
mengatakannya kepadamu sekarang juga sebelum hal itu terjadi, supaya
jika hal itu terjadi, kamu percaya, bahwa Akulah Dia. 20 Aku berkata
kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa menerima orang yang Kuutus, ia
menerima Aku, dan barangsiapa menerima Aku, ia menerima Dia yang
mengutus Aku."
Renungan:
Melihat sinetron "preman pensiun"
tampak sekali jenjang hirarkis para preman itu. Anak buah selalu tunduk
pada pimpinan di atasnya. Walau yang di bawah tampak gagah, mereka tetap
tunduk pada yang di atasnya. Padal kalau mau yang gagah itu sangat
mudah untuk melumpuhkan yang sudah renta. Namun tampaknya hormat pada
pimpinan menghalangi kemungkinan itu.
Melihat itu saya merenungkan
sabda Yesus ini, "Sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari
pada tuannya, ataupun seorang utusan dari pada dia yang mengutusnya"
(Yoh 13:16). Seorang tuan dan pengutus lebih tinggi dari hamba dan
utusan. Hamba dan utusan hormat kepada tuan dan pengutusnya.
Preman
pun mempunyai sikap hormat kepada pimpinannya. Walau mereka lebih kuat
tapi mereka tetap hormat pada pimpinannya. Sikap hormat ini layak kita
renungkan hari ini. Dalam dunia sekarang ini orang sering lupa untuk
membangun sikap hormat. Hormat bukanlah hal yang pantas dihindari.
Penghormatan kita pada pribadi tertentu menjadi tanda penghargaan pada
pribadi tersebut atas segala yang telah dibuat dan dicapai orang
tersebut.
Kontemplasi:
Pejamkan matamu sejenak. Hadirkanlah perjumpaanmu dengan mantan gurumu. Bagaimana hormatmu padanya?
Refleksi:
Bagaimana menghidupkan sikap hormat pada masa sekarang ini?
Doa:
Bapa padaMu hormatku kutujukan. Semoga aku pun mampu menghormati setiap pribadi yang ada di sekitarku. Amin.
Perutusan:
Aku akan menghormati pemimpinku. -nasp-
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment