Kamis, 6 April 2017
Yohanes 8:51-59
8:51. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa
menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya."
8:52 Kata orang-orang Yahudi kepada-Nya:
"Sekarang kami tahu, bahwa Engkau kerasukan setan. Sebab Abraham telah
mati dan demikian juga nabi-nabi, namun Engkau berkata: Barangsiapa menuruti
firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya.
8:53 Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kita
Abraham, yang telah mati! Nabi-nabipun telah mati; dengan siapakah Engkau
samakan diri-Mu?"
8:54 Jawab Yesus: "Jikalau Aku memuliakan diri-Ku
sendiri, maka kemuliaan-Ku itu sedikitpun tidak ada artinya. Bapa-Kulah yang
memuliakan Aku, tentang siapa kamu berkata: Dia adalah Allah kami,
8:55 padahal kamu tidak mengenal Dia, tetapi Aku
mengenal Dia. Dan jika Aku berkata: Aku tidak mengenal Dia, maka Aku adalah
pendusta, sama seperti kamu, tetapi Aku mengenal Dia dan Aku menuruti
firman-Nya.
8:56 Abraham bapamu bersukacita bahwa ia akan melihat
hari-Ku dan ia telah melihatnya dan ia bersukacita."
8:57 Maka kata orang-orang Yahudi itu kepada-Nya:
"Umur-Mu belum sampai lima puluh tahun dan Engkau telah melihat
Abraham?"
8:58 Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata
kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada."
8:59 Lalu mereka mengambil batu untuk melempari Dia;
tetapi Yesus menghilang dan meninggalkan Bait Allah.
Butir-butir Permenungan
- Tampaknya, bobot seseorang sering diukur dengan umur. Generasi muda dan generasi tua memiliki bobotnya masing-masing.
- Tampaknya, yang muda kerap dipandang bernilai karena kreativitas dan produktivitas kerjanya. Sementara kaum tua memiliki bobot kebijakan hidup karena berpengalaman yang kerap diistilahkan “sudah banyak makan garam”.
- Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, kreativitas dan produktivitas serta kearifan seseorang tidak terutama ditentukan oleh jumlah usia tetapi terutama oleh kematangan hidup sebagai buah dari kebiasaan diri berhubungan dan berdialog dengan relung kalbu tentang apapun yang dihadapi. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan makin memahami yang ada di luar penangkapan panca indra.
Ah, bagaimanapun yang muda itu
pasti lebih gesit dibandingkan dengan yang tua.
0 comments:
Post a Comment