Minggu, 2 April 2017
HARI MINGGU PRAPASKAH V
warna liturgi Ungu
Bacaan:
Yeh. 37:12-14; Mzm.
130:1-2,3-4ab,4c-6,7-8; Rm. 8:8-11; Yoh. 11:1-45
BcO Ibr 10:26-39
Yohanes 11:1-45:
1 Ada seorang yang sedang sakit, namanya
Lazarus. Ia tinggal di Betania, kampung Maria dan adiknya Marta. 2 Maria ialah
perempuan yang pernah meminyaki kaki Tuhan dengan minyak mur dan menyekanya
dengan rambutnya. 3Dan Lazarus yang sakit itu adalah saudaranya. Kedua
perempuan itu mengirim kabar kepada Yesus: "Tuhan, dia yang Engkau kasihi,
sakit." 4Ketika Yesus mendengar kabar itu, Ia berkata: "Penyakit itu
tidak akan membawa kematian, tetapi akan menyatakan kemuliaan Allah, sebab oleh
penyakit itu Anak Allah akan dimuliakan." 5Yesus memang mengasihi Marta
dan kakaknya dan Lazarus.6Namun setelah didengar-Nya, bahwa Lazarus sakit, Ia
sengaja tinggal dua hari lagi di tempat, di mana Ia berada; 7tetapi sesudah itu
Ia berkata kepada murid-murid-Nya: "Mari kita kembali lagi ke Yudea."
8Murid-murid itu berkata kepada-Nya: "Rabi, baru-baru ini orang-orang
Yahudi mencoba melempari Engkau, masih maukah Engkau kembali ke sana?" 9Jawab
Yesus: "Bukankah ada dua belas jam dalam satu hari? Siapa yang berjalan
pada siang hari, kakinya tidak terantuk, karena ia melihat terang dunia ini. 10Tetapi
jikalau seorang berjalan pada malam hari, kakinya terantuk, karena terang tidak
ada di dalam dirinya." 11Demikianlah perkataan-Nya, dan sesudah itu Ia
berkata kepada mereka: "Lazarus, saudara kita, telah tertidur, tetapi Aku
pergi ke sana untuk membangunkan dia dari tidurnya." 12Maka kata
murid-murid itu kepada-Nya: "Tuhan, jikalau ia tertidur, ia akan
sembuh." 13 Tetapi maksud Yesus ialah tertidur dalam arti mati, sedangkan
sangka mereka Yesus berkata tentang tertidur dalam arti biasa. 14Karena itu
Yesus berkata dengan terus terang: "Lazarus sudah mati; 15tetapi syukurlah
Aku tidak hadir pada waktu itu, sebab demikian lebih baik bagimu, supaya kamu
dapat belajar percaya. Marilah kita pergi sekarang kepadanya." 16Lalu
Tomas, yang disebut Didimus, berkata kepada teman-temannya, yaitu murid-murid
yang lain: "Marilah kita pergi juga untuk mati bersama-sama dengan
Dia." 17Maka ketika Yesus tiba, didapati-Nya Lazarus telah empat hari
berbaring di dalam kubur. 18Betania terletak dekat Yerusalem, kira-kira dua mil
jauhnya. 19Di situ banyak orang Yahudi telah datang kepada Marta dan Maria
untuk menghibur mereka berhubung dengan kematian saudaranya. 20Ketika Marta
mendengar, bahwa Yesus datang, ia pergi mendapatkan-Nya. Tetapi Maria tinggal
di rumah. 21Maka kata Marta kepada Yesus: "Tuhan, sekiranya Engkau ada di
sini, saudaraku pasti tidak mati. 22Tetapi sekarangpun aku tahu, bahwa Allah
akan memberikan kepada-Mu segala sesuatu yang Engkau minta kepada-Nya." 23Kata
Yesus kepada Marta: "Saudaramu akan bangkit." 24Kata Marta
kepada-Nya: "Aku tahu bahwa ia akan bangkit pada waktu orang-orang bangkit
pada akhir zaman." 25Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup;
barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, 26dan
setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati
selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?" 27Jawab Marta: "Ya,
Tuhan, aku percaya, bahwa Engkaulah Mesias, Anak Allah, Dia yang akan datang ke
dalam dunia." 28Dan sesudah berkata demikian ia pergi memanggil saudaranya
Maria dan berbisik kepadanya: "Guru ada di sana dan Ia memanggil
engkau." 29Mendengar itu Maria segera bangkit lalu pergi mendapatkan
Yesus. 30Tetapi waktu itu Yesus belum sampai ke dalam kampung itu. Ia masih
berada di tempat Marta menjumpai Dia. 31Ketika orang-orang Yahudi yang
bersama-sama dengan Maria di rumah itu untuk menghiburnya, melihat bahwa Maria
segera bangkit dan pergi ke luar, mereka mengikutinya, karena mereka menyangka bahwa
ia pergi ke kubur untuk meratap di situ. 32Setibanya Maria di tempat
Yesus berada dan melihat Dia, tersungkurlah ia di depan kaki-Nya dan berkata
kepada-Nya: "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak
mati." 33Ketika Yesus melihat Maria menangis dan juga orang-orang Yahudi
yang datang bersama-sama dia, maka masygullah hati-Nya. Ia sangat terharu dan
berkata: 34"Di manakah dia kamu baringkan?" Jawab mereka:
"Tuhan, marilah dan lihatlah!" 35 Maka menangislah Yesus. 36Kata
orang-orang Yahudi: "Lihatlah, betapa kasih-Nya kepadanya!" 37Tetapi
beberapa orang di antaranya berkata: "Ia yang memelekkan mata orang buta,
tidak sanggupkah Ia bertindak, sehingga orang ini tidak mati?" 38Maka
masygullah pula hati Yesus, lalu Ia pergi ke kubur itu. Kubur itu adalah sebuah
gua yang ditutup dengan batu. 39Kata Yesus: "Angkat batu itu!" Marta,
saudara orang yang meninggal itu, berkata kepada-Nya: "Tuhan, ia sudah
berbau, sebab sudah empat hari ia mati." 40Jawab Yesus: "Bukankah
sudah Kukatakan kepadamu: Jikalau engkau percaya engkau akan melihat kemuliaan
Allah?" 41Maka mereka mengangkat batu itu. Lalu Yesus menengadah ke atas
dan berkata: "Bapa, Aku mengucap syukur kepada-Mu, karena Engkau telah
mendengarkan Aku. 42Aku tahu, bahwa Engkau selalu mendengarkan Aku, tetapi oleh
karena orang banyak yang berdiri di sini mengelilingi Aku, Aku mengatakannya,
supaya mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku." 43Dan
sesudah berkata demikian, berserulah Ia dengan suara keras: "Lazarus,
marilah ke luar!" 44Orang yang telah mati itu datang ke luar, kaki dan
tangannya masih terikat dengan kain kapan dan mukanya tertutup dengan kain
peluh. Kata Yesus kepada mereka: "Bukalah kain-kain itu dan biarkan ia
pergi." 45Banyak di antara orang-orang Yahudi yang datang melawat Maria
dan yang menyaksikan sendiri apa yang telah dibuat Yesus, percaya kepada-Nya.
Renungan:
Marta, Maria dan Lazarus adalah sahabat-sahabat Yesus. Persahabatan
mereka dihidupi dengan cara yang unik. Maria adalah pribadi yang mendengarkan.
Sedangkan Marta adalah pribadi yang senang berdiskusi dan aktif. Dalam kisah
kematian Lazarus ini kita melihat bagaimana kemampuan Marta membangun diskusi
dengan Yesus soal kebangkitan. Marta paham bahwa semua orang akan dibangkitkan
nanti pada akhir jaman (Yoh 11:24).
Saya melihat bahwa Marta mempunyai pengetahuan iman yang cukup memadai.
Namun demikian perjumpaan dengan Yesus semakin membuka pemahamannya. Yesus
meyakinkan Marta siapa diri-Nya dan Marta pun percaya, “Ya, Tuhan, aku percaya,
bahwa Engkaulah Mesias, Anak Allah, Dia yang akan datang ke dalam dunia” (Yoh
11:27). Kepercayaan ini memuluskan langkah Tuhan untuk mengadakan mukjijat.
Kita sedikit banyak mempunyai pengetahuan iman. Kita pun diundang untuk
selalu memperkaya pengetahuan iman kita. Keterbukaan kita pada karya Allah akan
semakin membuka buah-buah kepercayaan itu dalam hidup kita. Banyak mukjijat
terjadi kala kita mampu bertahan dalam iman kita dan membangun harapan, walau
gelap sering melingkupi.
Kontemplasi:
Bayangkan kisah dalam Injil Yoh 11:1-45.
Refleksi:
Bagaimana caramu bertahan dan menambah iman serta membangun harapan?
Doa:
Tuhan walau ada gelap dalam pengalamanku kuatkan aku untuk
menjalaninya. Aku percaya Engkau akan mencurahkan harapan dalam hidupku. Amin.
Perutusan:
0 comments:
Post a Comment